SOLOPOS.COM - Para warga Siboto beramai-ramai mengangkat portal besi dengan menggunakan bambu dan dipindahkan ke pinggir perlintasan KA di Dukuh Siboto RT 011, Desa Kalimacan, Kalijambe, Sragen, Kamis (18/2/2021). (Solopos.com-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Puluhan warga Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berkumpul memadati perlintasan kereta api (KA) Siboto, Kamis (18/2/2021). Akhirnya, sujud syukur menutup aksi warga setelah portal di Siboto Sragen itu dibuka.

Mereka mulanya memenuhi jalur selebar 3 m yang ditutup dengan besi di sebelah barat dan timur rel KA.  Mereka berdiri memperhatikan sosok Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat berpidato terkait dengan izin pembukaan portal besi yang dipasang PT Kereta Api Indonesia (KAI) sejak dua bulan lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Inawati, 52, berdiri sejauh 1 m di sebelah utaranya Bupati berdiri. Ina memperhatikan setiap kata demi kata yang diucapkan Bupati. Perempuan berkerudung biru muda itu tidak lain istri Ketua RT 011 Dukuh Siboto, Kalimacan.

Baca Juga: Peluang Bisnis Air Minum Isi Ulang

Ekspedisi Mudik 2024

Ina salah satu warga yang terdampak atas penutupan perlintasan dengan portal Siboto Sragen itu oleh PT KAI pascakecelakaan yang mengakibatkan seorang polisi dan seorang anggota TNI meninggal dunia. “Terima kasih yaa Allah. Allahu Akbar. Terima kasih sekali Bu Bupati. Yaa Allah,” suara Ina terdengar parau saat bertemu Bupati karena menahan tangis.

Yuni, sapaan Bupati, tersenyum melihat kebahagiaan para warga atas pembukaan portal besi itu. Seorang tukang las langsung menyiapkan tabung gas dan menghidupkan api las. Besi yang merekat pada patok besi itu dipanasi dengan api las sehingga rekatan besi itu pun putus.

Sesaat kemudian satu besi portal berhasil dilepas. Ina yang sejak awal memperhatikan aktivitas itu langsung sujud syukur dan air matanya pun tak bisa dibendung.

Baca Juga: Peluang Bisnis Beanbag Nan Empuk

Ia sangat bersyukur atas pembukaan portal yang berdampak luar biasa terhadap perekonomian dan aktivitas sosial warga Siboto dan sekitarnya.

“Selama ditutup betul-betul sangat memberatkan kami. Alhamdulillah yaa Allah. Ini atas kemurahan hati Ibu Bupati. Ini bukan sekadar masalah pribadi tetapi dampaknya memang seluruh warga di Kalimacan, Keden, dan desa lainnya ikut terdampak. Anak-anak sekolah tidak bisa. Setelah portal besi ini dibuka lagi, pasti perekonomian kami bergerak kembali,” ujar Ina saat berbincang dengan wartawan, Kamis siang.

Selama ini warga memutar sejauh 3-4 km. Perlintasan Siboto itu menjadi tempat cash on delivery (COD) bagi warga Siboto saat berjualan online.

Baca Juga: Jajal Peluang Bisnis Restoran Virtual

Seperti Asih, 45, warga Siboto RT 011, sangat senang portal bisa dibuka karena bisa memudahkan jualan untuk nasi kotak, tanaman hidroponik, soalnya kalau di sana-sana harus memutar 4-5 km. “Ini kebahagiaan yang luar biasa bagi kami. Kami bisa lebih mudah berjualan lagi,” katanya.

Penjaga Perlintasan KA

Koordinator Warga Pembuka Portal Perlintasan Siboto, Udin Fatkhurrahman, merasa bersyukur karena kerja keras warga agar perlintasan KA sebidang itu bisa dibuka portalnya berhasil. Perjuangan warga agar portal Siboto Sragen bisa dibuka dilakukan sejak dua bulan lalu. Udin optimistis setelah portal dibuka geliat ekonomi, keagamaan, pendidikan, sosial bisa tumbuh lagi.

“Kami sudah siapkan sif bagi penjaga perlintasan KA selama 24 jam. Ada tiga sif jaga. Satu sif terdiri satu orang. Jadi ada tiga orang yang berjaga secara bergantian dengan sistem sif. Petugas jaga ini sebelumnya sudah diberi pelatihan dan sudah berkoordinasi dengan PT KAI supaya mereka betul-betul menjaganya. Petugas jaga itu nanti digaji senilai Rp1,2 juta per bulan dari dana swadaya enam rukun tetangga [RT],” ujar Udin.

Baca Juga: Sadis! Pria di Ogan Ilir Bacok 3 Orang di Jalanan...

Udin menerangkan keenam RT itu terdiri atas RT 009, RT 010, RT 011, RT 012, RT 013, dan RT 014. Setiap RT ditarik iuran Rp200.000/bulan tetapi bagi RT yang memiliki penduduk sedikit ada yang sanggup Rp75.000-Rp100.000.

“Bagi kami tidak masalah yang penting tidak memberatkan warga. Seperti di lingkungan RT 011 iuran dilakukan dengan sistem jimpitan Rp500/hari. Dalam satu bukan terkumpul Rp700.000-Rp800.000/bulan. Yang Rp200.000 masuk iuran penjaga perlintasan dan sisanya masuk kas. Ada RT lain yang menerapkan iuran Rp2.000/bulan bagi warganya,” jelasnya.

Pengelolaan penjagaan perlintasan KA itu dibentuk paguyuban dengan nama Paguyuban Penjaga Perlintasan KAI (P3KAI) Desa Kalimacan. Udin berencana mengevaluasi kinerja penjaga pada tiga bulan pertama dan akan dilakukan model kontrak kerja.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya