Sujiwo Tejo Tak Rela Lagunya Dijual di Gerai Ayam Goreng

Pelantun lagu Anyam Anyaman Nyaman, Sujiwo Tejo, tak rela lagunya dijual di gerai-gerai Ayam Goreng.

Solopos.com, SOLO – Budayawan, dalang, penulis, dan musisi, Sujiwo Tejo selalu melampirkan album-albumnya di buku yang ditulisnya. Hal itu dilakukan bukan tanpa alasan, salah satu alasannya adalah, Mbah Tejo – sapaan akrab Sujiwo Tejo, tidak rela lagu-lagunya dijual di gerai ayam goreng.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam buku terbarunya Tuhan Maha Asyik, yang ditulis bersama akademisi Nur Samad Kamba, Sujiwo Tejo melampirkan lagu berbahasa Jawa dengan judul Nadian. “Setiap bukuku pasti ada musiknya, aku ga tega menjual musikku di gerai ayam goreng,” ungkap Sujiwo Tejo kepada Solopos.com, Selasa (11/4/2017).

Penulis buku Lupa Endonesia itu memiliki pandangan, musik yang bermutu itu harus menjadi teman aktivitas melatih otak, misalnya membaca buku. “Musik yang bermutu harus dilampirkan di konsumsi otak, yaitu buku,” tambah Mbah Tejo.

Sudut pandang seperti itu sudah beberapa kali diutarakan Mbah Tejo melalui beberapa unggahannya di media sosial (medsos). Salah satunya diunggah melalui akun @president_jancukers, 10 Januari 2017. Pada unggahan itu akun @president_jancukers mengunggah ulang video klip lagu Ingsun dari album Mirah Ingsun.

“Met memasuki musikku, met memasuki musik bermutu (ciri musik bermutu dilampirkan di buku, bukan di gerai makanan) Mirah Ingsun, lampiran buku Republik Jancukers,” tulis akun @president_jancukers.

Sekarang ini, Mbah Tejo sedang sibuk menjadi pembicara bedah buku Tuhan Maha Asyik di beberapa kota. “Setelah Solo, dilanjut Malang, kemudian Bandung. Proyek ke depannya akan ada buku-buku lain, nah, sekarang aku sedang siapin musik untuk buku selanjutnya,” tutup Mbah Tejo.