SOLOPOS.COM - Sejumlah petani sedang melakukan panen di wilayah Sukoharjo. Pendirian badan usaha milik petani dinilai bisa meningkatkan posisi tawar petani sekaligus untuk lebih meningkatkan taraf penghasilan mereka. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Prawitasari)

Sejumlah petani sedang melakukan panen di wilayah Sukoharjo. Pendirian badan usaha milik petani dinilai bisa meningkatkan posisi tawar petani sekaligus untuk lebih meningkatkan taraf penghasilan mereka. (JIBI/SOLOPOS/Ayu Prawitasari)

SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menghasilkan doktor pertama di bidang penyuluhan pembangunan atau pemberdayaan masyarakat. Gelar itu diperoleh Sugeng Edi Waluyo setelah lulus ujian disertasi di ruang sidang rektorat UNS, Selasa (25/9).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sugeng berhasil menjadi doktor setelah disertasinya yang berjudul Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Sebagai Inovasi Kelembagaan untuk Pemberdayaan Menuju Kemandirian Petani berhasil dipertahankan di depan para penguji dan mendapatkan nilai 3,80.

Dalam disertasinya, Sugeng menjelaskan inovasi kelembagaan dengan bentuk pengembangan BUMP terbukti dapat diandalkan sebagai upaya pemberdayaan petani. BUMP dapat memberdayakan petani tak hanya sebatas pengembangan kapasitas manusia, usaha dan lingkungan, melainkan dapat meningkatkan posisi tawar petani saat mengadakan kemitraan dengan pihak lain.

Hal itu karena BUMP yang merupakan badan usaha berbadan hukum dapat memfasilitasi petani dengan memberikan legal dan penguat untuk setiap kerja sama yang dibangun. “BUMP merupakan badan usaha yang mengusung konsep hybrid, yaitu percampuran antara BUMP sebagai lembaga bisnis dan pemberdayaan masyarakat,” jelasnya kepada wartawan seusai ujian disertasi, Selasa.

Dijelaskan, konsep BUMP pertama kali digagas pada 2009 oleh Agus Pakpahan, kemudian mulai diimplementasikan Sugeng di Sukoharjo pada 2011. Sugeng menilai idealnya BUMP didirikan di tingkat kabupaten dengan memiliki sub di tingkat kecamatan sesuai dengan komoditas yang dihasilkan di daerahnya.

Dari hasil implementasi yang dilakukan, Sugeng dapat menyimpulkan hasil penerapan BUMP itu sebagai inovasi kelembagaan mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah nyata untuk merintis dan mengembangkan pembentukan BUMP yang tidak terbatas dalam usaha tani tanaman pangan, tetapi juga peternakan, perikanan, kehutanan, pengrajin bahkan pedagang kaki lima dan usaha mikro.

“Perlu sosialisasi kepada pemangku kepentingan pembangunan pertanian, terutama aparat birokrasi lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan pelaku agrobisnis yang lain sebagai mitra kerja dalam pengembangan kemitraan bisnis dan pemberdayaan masyarakat petani,” ujar pria yang menjadi doktor ke-55 UNS itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya