SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas di bagian depan Pasar Krisak, Selogiri, Wonogiri, Selasa (17/1/2023). Pasar Krisak bakal direvitalisasi bersama dengan Pasar Ngadirojo pada 2023 ini. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Dua pasar tradisional di Kabupaten Wonogiri akan direvitalisasi pada tahun ini. Dua pasar itu yakni Pasar Krisak dan Pasar Ngadirojo. Nilai anggaran revitalisasi masing-masing pasar senilai Rp5 miliar.

Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri, Sulistyo Adi, mengatakan revitalisasi dua pasar tersebut paling cepat dimulai setelah Lebaran 2023.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pada umumnya masa revitalisasi pasar membutuhkan waktu tiga sampai lima bulan. Sumber anggaran proyek ini dari bantuan provinsi (banprov) Jawa Tengah.

Revitalisasi Pasar Krisak dan Pasar Ngadirojo, Wonogiri, perlu dilakukan lantaran usia bangunan sudah cukup tua yakni lebih dari 10 tahun. Selain pembaruan bangunan, desain pasar juga akan dibangun lebih modern.

Harapannya bangunan pasar tampak lebih bagus tanpa mengurangi substansi dan kenyamanan bagi pedagang dan pengunjung pasar. Di sisi lain, revitalisasi pasar diharapkan bisa meningkatkan perputaran ekonomi di pasar tersebut.

“Saya rasa kalau peningkatan PAD setelah pasar direvitalisasi itu ada, tapi tidak signifikan. Tapi biasanya setelah pasar direvitalisasi, perputaran ekonomi di pasar tersebut meningkat karena pasarnya jadi ramai, pedagang keliling juga banyak yang berjualan di sana. Misalnya seperti di Pasar Jatipurno itu,” kata Adi ketika ditemui Solopos.com di Kantor Dinas KUKM Perindag Wonogiri, Selasa (17/1/2023).

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan revitalisasi Pasar Krisak dan Pasar Ngadirojo bertujuan mengoptimalkan daya dan fungsi pasar tradisional. Sebab di Wonogiri pasar tradisional masih menjadi pusat perbelanjaan di masing-masing wilayah.

Direncanakan sejak 2021

Pemkab berupaya membangun infrastruktur pasar yang nyaman baik untuk konsumen atau pedagang. “Kalau pasarnya bagus, tertata rapi, dan lebih nyaman, pasti nanti potensi ekonominya meningkat, warga bisa betah berlama-lama di pasar. Kalau pasarnya kumuh, tidak tertata, warga pasti datang ke pasar saat ingin mendapatkan kebutuhan saja. Berbeda ,” kata pria yang akrab disapa Jekek itu.

Dia melanjutkan ketika revitalisasi berlangsung pedagang akan direlokasi ke tempat lain yang tidak jauh dari pasar. Dengan begitu tidak akan menghentikan ekosistem pasar yang tengah direvitalisasi meski aktivitas ekonomi sedikit terganggu.

Catatan Solopos.com, revitalisasi Pasar Krisak dan Pasar Ngadirojo, Wonogiri, sudah direncanakan sejak 2021. Saat itu Pemkab Wonogiri mengusulkan anggaran kepada pemerintah pusat melalui dana tugas pembantuan namun tidak disetujui.

Kemudian pada 2022, Pemkab Wonogiri mengusulkan ke Pemprov Jawa Tengah melalui Bantuan Keuangan Provinsi (Bankeuprov) dan telah disetujui. Sebagai informasi, program revitalisasi pasar Krisak dan Ngadirojo ini merupakan revitalisasi pasar kali pertama setelah Pandemi Covid-19.

Program revitalisasi pasar merupakan salah satu program unggulan Pemkab Wonogiri, Rame Pasare. Melalui program itu, Pemkab menargetkan merevitalisasi pasar paling sedikit satu kali setiap tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya