SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesta kembang api saat malam Tahun Baru. (Antara-Fakhri Hermansyah)

Solopos.com, JAKARTA--Malam pergantian tahun alias malam Tahun Baru selalu dinantikan banyak orang di seluruh dunia. Bahkan di era Babilonia Kuno hingga Kekaisaran Roma, hampir seluruh lapisan masyarakat merayakan pergantian tahun tak peduli kalender apa yang telah mereka ikuti.

Umumnya, orang-orang menyukai momen tersebut, karena menandai berlalunya waktu, menyingkirkan hal-hal negatif demi menyongsong masa depan lebih baik, serta berharap mendapatkan lebih banyak keberuntungan di Tahun Baru.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kebanyakan orang akan berkumpul bersama keluarga, sahabat, teman, atau kerabat lain untuk bersama-sama memeriahkannya. Tidak lupa, pesta kembang api dan barbeque (BBQ) menjadi acara wajib yang dilakukan pada malam tersebut.

Meskipun begitu menyenangkan, ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait perayaan malam tahun baru yang digelar setiap tahun dengan nuansa yang berbeda-beda. Melansir dari Liputan6.com dan sumber lain belum lama ini, berikut sejumlah mitos perayaan malam tahu baru.

Cegah Lonjakan Kasus Covid-19, Perketat Mobilitas Warga

1.Hari paling berbahaya untuk mengemudi

Pada negara dengan 4 musim, liburan musim dingin adalah masa-masa yang dianggap berisiko untuk mengemudi, baik mobil atau motor. Hal ini disebabkan buruknya cuaca dan banyaknya orang yang mengonsumsi minuman beralkohol.

Menurut juru bicara Insurance Institute for Highway Safety pada tahun 2011, malam Tahun Baru adalah hari terburuk dalam setahun, bila ditelisik dari jumlah kecelakaan fatal yang melibatkan pengemudi mabuk.

Sementara itu, Commonwealth Law Group menyatakan, antara pukul 18.00 (waktu setempat) pada 31 Desember dan 06.00 pada 1 Januari, adalah waktu yang paling rawan untuk berkendara sepeda motor atau menyetir mobil di jalan-jalan besar.

Tetapi menurut Insurance Institute for Highway Safety’s Highway Loss Data Institute, yang menganalisis kematian akibat kecelakaan antara tahun 2010 dan 2014, 4 Juli yang secara konsisten dianalisis merupakan hari paling mematikan dalam setahun di jalan-jalan Amerika Serikat.

Meski begitu, itu tidak berarti malam Tahun Baru adalah hari yang aman, terutama jika berjalan kaki. Dibanding mengendarai kendaraan roda empat atau motor, pejalan kaki berisiko 1,7 kali lebih mungkin mengalami kecelakaan pada jam-jam menjelang Tahun Baru.

2.Natal Berakhir pada Malam Tahun Baru

Banyak orang menganggap bahwa Malam Tahun Baru merupakan akhir dari Natal. Tetapi, menurut kalender liturgi Katolik, akhir resmi dari musim Natal adalah Hari Raya Epifani atau hari raya keagamaan dalam sejumlah gereja Kristen yang dirayakan pada tanggal 6 Januari.

Dalam tradisi umat Nasrani pada Abad Pertengahan, Christmastide tidak berakhir sampai Candlemas, yang juga dikenal sebagai Feast of the Purification of the Blessed Virgin Mary dan Presentation of the Lord pada 2 Februari.

Bahkan sekarang, Gereja Ortodoks yang masih berpedoman pada kalender Julian dari Romawi Kuno, merayakan Natal setiap 7 Januari.

Beberapa orang merayakan sesuatu yang sangat mirip Natal di malam Tahun Baru. Di Rusia, misalnya, Ded Moroz atau Kakek Frost (tokoh fiktif yang mirip Sinterklas), menurunkan hadiah saat kalender berubah tahunnya.

Ayo Disiplin 3M Agar Tak Ada Klaster Covid-19 Baru di Klaten

3.Resolusi Tahun Baru Tidak Berguna

Pada tahun 2017, 37% orang Amerika yang disurvei dalam jajak pendapat YouGov mencantumkan "makan sehat" sebagai resolusi Tahun Baru mereka, sedangkan sisanya menuliskan "menghemat uang" dan "berolahraga lebih banyak."

Namun dalam studi lanjutan, terungkap bahwa impian tersebut gagal total. Dari data statistik menunjukkan, hanya 8% di antara mereka yang berhasil menjaga resolusinya.

Tetapi menurut beberapa penelitian, orang yang membuat resolusi untuk Tahun Baru, lebih mungkin untuk mencapainya daripada orang yang memiliki tujuan yang sama tetapi tidak menuliskan harapannya.

Sebuah riset yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Psychology pada tahun 2002 menemukan bahwa antara penyelesai dan non-penyelesai tertarik untuk mengubah sesuatu tentang kehidupan mereka seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok atau berolahraga teratur. Hasilnya, 46% penyelesai berhasil melakukannya selama enam bulan yang terhitung mulai dari tanggal 1 Januari, sedangkan non-penyelesai hanya 4%.

Kemudian, survei Statistic Brain pada 2017 menemukan bahwa 44,8% responden mempertahankan resolusi mereka setidaknya enam bulan ke depan. Dalam penelitian tesebut, juga tertulis bahwa orang yang secara eksplisit membuat resolusi, 10 kali lebih mungkin untuk mencapai tujuan mereka daripada orang yang tidak secara eksplisit membuat resolusi.

4.Rencana Adalah Kunci Utama Malam Tahun Baru yang Baik

Saat ingin merayakan Tahun Baru yang baik, pastinya kalian sudah menbuat rencana terlebih dahulu. Meski begitu, malam tahun baru terutama disaat pandemi lebih baik dilakukan di rumah saja. Menonton film di Netflix pada malam Tahun Baru, juga bukan ide yang buruk.

Menurut seorang kolumnis Washington Post, Ana Swanson, ia menjabarkan bahwa berusaha mati-matian untuk bersenang-senang pada malam Tahun Baru sebenarnya membuat malam menjadi jauh lebih tidak menyenangkan.

dia menunjukkan sebuah studi pada tahun 1999, di mana peneliti mensurvei 475 orang tentang rencana malam Tahun Baru mereka. Periset kemudian menemukan bahwa 83% subjek merasa kecewa dengan apa yaang telah mereka lakukan saat malam Tahun Baru.

Dalam studi yang lebih baru menggarisbawahi gagasan bahwa mencoba menjadi bahagia justru membuat seseorang jadi sengsara. Sebagai contoh, penelitian yang diterbitkan dalam Psychonomic Bulletin & Review edisi Maret 2018 menemukan bahwa mengejar kebahagiaan membuat seseorang terlihat seperti ia tak memiliki banyak waktu luang.



Parosmia Jadi Gejala Baru Terinfeksi Covid-19, Apa Itu?

5.Malam Ketika Banyak Orang Mabuk

Seorang blogger pengasuhan anak menulis bahwa dia memilih untuk tinggal di rumah karena sulit untuk menemukan taksi sepanjang Malam Tahun Baru. Konon, para pengemudinya memilih untuk rehat sejenak dan bersantai terlebih dahulu bersama kolega untuk menikmati bir atau pergi ke kelab malam.

Namun kenyataannya, hal serupa juga terjadi pada hari libur lain. BACtrack menganalisis data dari 300.000 hasil tes pada tahun 2014. Mereka menemukan bahwa meskipun malam Tahun Baru 2013 adalah malam di mana banyak orang mabuk.

Tetapi, jumlahnya tidak sebesar dengan St. Patrick Day yaitu dengan kadar alkohol dalam darah mencapai 0,094%, Hari Valentine dengan 0,092%, dan Super Bowl yang tidak disebutkan persentasenya.

Meski begitu, berdasarkan analisis departemen kepolisian dan dokter, selain Malam Tahun Baru, Blackout Wednesday atau malam sebelum Thanksgiving adalah malam yang dikaitkan dengan konsumsi minuman berakhohol paling banyak.

6. Dilarang Bersih-Bersih Rumah

Saat tahun baru juga ada anggapan di mana Anda dilarang untuk menyapu lantai dan mencuci pakaian. Ini berkaitan dengan akan hilangkan rezeki dan keberuntungan jika tetap melakukan 2 hal tersebut. Kepercayaan ini juga banyak diamini keturunan Tionghoa dalam merayakan Tahun Baru Imlek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya