SOLOPOS.COM - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta pada Kamis (8/4/2021). (Antara)

Solopos.com, SOLO -- Pada momen Lebaran 2021, pemerintah telah memutuskan untuk meniadakan mudik untuk mencegah penularan Covid-19 yang begitu masif.

Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pandemi Covid-19 yang relatif dapat terkendali. Tren baik ini masih dapat terjaga, jika dibandingkan sejumlah negara-negara di dunia yang mengalami kenaikan kasus. World Health Organization (WHO) mencatat 5 negara dengan kasus aktif tertinggi ialah Amerika Serikat (6.812.645), India (2.822.513), Brazil (1.099.201), Prancis (995.421) dan Turki (506.899).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Takmir Terpapar Covid-19, Masjid di Wedi Klaten Ditutup 3 Hari

Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya agar tren yang sudah baik ini tidak kembali memburuk. Sehingga diambillah keputusan larangan mudik pada Lebaran 2021.

Ekspedisi Mudik 2024

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkan lima alasan pelarangan mudik dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Senin (3/5/2021).

Baca Juga: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Bengawan Solo, Korban Pembunuhan?

5 Alasan Larangan Mudik Lebaran 2021

1. Meningkatnya mobilitas penduduk berdampak pada meningkatnya jumlah kasus aktif.

Dalam paparannya, Wiku membeberkan data keterkaitan mobilitas dan peningkatan kasus pada 3 provinsi selama 4 bulan terakhir atau periode 1 Januari-12 April 2021. Ketiga provinsi itu ialah Riau, Jambi dan Lampung.

Baca Juga: Menilik Etlo.id, Industri Kreatif Produk Ecoprint Pendidikan Biologi UNS

2. Mudik memang sarana pelepas rindu, tapi risiko amat besar di saat pandemi.

Mudik Lebaran sangat dinantikan masyarakat setiap tahunnya, termasuk di 2021. Namun, di saat pandemi seperti ini, mengandung risiko yang lebih besar, utamanya risiko kehilangan orang terdekat apabila memaksakan diri mudik dalam situasi pandemi.

Baca Juga: Ini Kronologi Satai Beracun yang Tewaskan Anak Ojol Bantul

3. Meningkatnya kasus berpotensi meningkatnya angka kematian.

Jika angka kasus kembali naik, maka berdampak langsung terhadap keterisian tempat tidur rumah sakit. "Dan yang paling kita takutkan tentunya adalah naiknya angka kematian," kata Wiku.

Baca Juga: Belum Genap 2 Bulan Main TikTok, Pengikut Persis Solo Meroket

4. Perjalanan selama mudik juga berpotensi sarana penularan Covid-19.

Walaupun masyarakat sudah memiliki surat hasil tes negatif, tidak berarti terbebas dari Covid-19. Karena peluang tertular dalam perjalanan selalu terbuka. Dan apabila ini terjadi, dapat membahayakan keluarga di kampung.

Baca Juga: Komunitas Pencinta Mobil Klaten Bagikan Sembako dan Uang kepada Warga Miskin

5. Penularan virus tidak mengenal batas teritorial negara.

Terbukti dengan ditemukannya mutasi virus yang menular dari satu negara ke negara lain, termasuk ditemukannya di Indonesia.

Baca Juga:  Tsunami Covid-19 di India Diprediksi karena Euforia Pasca Vaksinasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya