SOLOPOS.COM - Pengunjung bermain di kawasan Bendungan Karangkendal, Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jateng, Minggu (19/7/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Objek wisata Bendungan Karangkendal di Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah kembali buka selama beberapa waktu terakhir. Meski dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan, muncul wacana objek wisata di Klaten tersebut ditutup lagi.

Kepala Desa (Kades) Kendalsari, Supadi, mengatakan wacana itu muncul menyusul ada peningkatan kasus Covid-19 di Klaten. Meski hingga kini wilayah Kecamatan Kemalang masih bertahan pada zona hijau atau tak ada kasus pasien Covid-19, wacana penutupan kembali Bendungan Karangkendal muncul.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Memang saat ini sudah aktif lagi. Namun wacana dari warga setempat dikarenakan yang terkena di Klaten semakin banyak, kemungkinan akan ditutup lagi. Tetapi kami lihat-lihat dulu perkembangan virus corona di wilayah Klaten. Kalau [jumlah kasus] semakin menurun tidak ditutup, kalau bertambah kemungkinan ditutup," jelas Supadi saat ditemui wartawan di Kendalsari, Minggu (19/7/2020).

Renita Pramugari Cantik Pedagang Kopi di Klaten Masih Jomblo, Tapi....

Bendungan Karangkendal sempat ditutup mulai Minggu (21/6/2020) malam lalu. Namun, kawasan bendungan yang belakangan digarap menjadi objek wisata itu kembali buka beberapa waktu terakhir. "Dibuka lagi kalau tidak salah sepekan terakhir," kata Supadi.

Protokol Kesehatan

Supadi mengatakan jumlah pengunjung di Bendungan Karangkendal bisa mencapai ratusan orang setiap harinya. Selama dibuka, protokol kesehatan diterapkan oleh BUM desa seklaku pengelola yang bekerja sama dengan pemuda di sekitar bendungan.

Protokol itu seperti kewajiban kewajiban mengenakan masker. "Kalau tidak mengenakan masker tidak kami izinkan masuk. Protokol kesehatan lain kami tekankan untuk tetap dipatuhi," kata Supadi.

Dirumahkan saat Pandemi Jadi Alasan Pramugari Cantik Buka Warkop di Klaten

Supadi menjelaskan Bendungan Karangkendal sudah dimanfaatkan secara turun temurun. Sebelumnya kawasan sekitar bendungan berupa hamparan rumput dimanfaatkan warga untuk menggembalakan hewan ternak yang mayoritas sapi.

Sementara, air bendungan dimanfaatkan untuk memandikan sapi. Seiring perkembangan bendungan dimanfaatkan warga setempat untuk budi daya ikan.

"Sejak dikembangkan masyarakat akhirnya desa menganggarkan sedikit demi sedikit dibangun [menjadi objek wisata]," jelas dia.

Berdasarkan pantauan Solopos.com pada Minggu, pengelola berjaga di pintu masuk kawasan Bendungan Karangkendal mengecek suhu badan setiap pengunjung yang datang. Di pintu masuk di salah satu objek wisata di Klaten yang sudah buka itu, juga ada penyemprotan disinfektan.

Soal retribusi, pengelola hanya menerapkan tiket masuk sukarela kepada setiap pengunjung.

Kopi di Warkop Pramugari Cantik di Klaten Beda, Katanya Bisa Semriwing!

Salah satu pengunjung, Philipus, 28, mengaku sudah dua kali datang ke Bendungan Karangkendal. Salah satu daya tarik yang ditawarkan pada kawasan tersebut yakni pemandangan alam berupa hamparan rumput dengan latar belakang Gunung Merapi.

Pada bagian bendungan juga dipenuhi ikan serta dilengkapi dengan pemandangan burung dara yang terbang bebas. "Kawasannya masih asri. Protokol kesehatan tetap diberlakukan ketika masuk," kata warga Kecamatan Klaten Utara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya