SOLOPOS.COM - Warga menaiki perahu cinta di bibir Waduk Kedung Ombo, Dusun Boyolayar RT 026 dan 027, Desa Ngargosari, Sumberlawang, Sragen. (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Sejumlah tempat wisata berbasis pedesaan yang dikelola warga sekitar di Sragen sudah dibuka kembali setelah ditutup selama hampir tiga bulan akibat pandemi Covid-19.

Namun, animo masyarakat untuk berkunjung ke desa wisata di Sragen itu masih minim.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu objek wisata desa yang sudah dibuka untuk umum adalah Boyolayar di Desa Ngargosari yang memiliki potensi wisata berupa pemandangan alam di sekitar Waduk Kedung Ombo (WKO), wahana permainan air, sejumlah spot selfie, taman edukasi dan lain-lain.

Sekolah di Solo Dibuka Desember 2020, Wali Kota: Wis Ben Sisan

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sragen sudah mengukuhkan Boyolayar sebagai Desa Wisata pada akhir 2019 lalu. Namun, terjadinya pandemi Covid-19 membuat semua objek wisata di Sragen baik milik pemerintah atau yang dikelola masyarakat ditutup.

Penutupan semua objek wisata itu dilakukan demi mengantisipasi potensi penularan Covid-19 yang dibawa pengunjung.

“Baru pekan ini kami membuka objek wisata ini. Tapi, jumlah pengunjung masih sepi. Bahkan hari Minggu lalu, jumlah pengunjung hanya sekitar 5-10 orang. Itu tergolong sepi sekali. Kami perlu memaksimalkan sosialisasi dibukanya kembali objek wisata ini melalui media sosial,” papar Nuryanto, pemuda Dukuh Boyolayar yang mengelola objek wisata di tepi WKO itu kepada Solopos.com, Jumat (19/6/2020).

Awas Burnout, Ini Tanda-Tanda Harus Beristirahat dari Dunia Maya

Akibat sepinya pengunjung, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang terpaksa belum memulai buka usaha. Hanya beberapa warung yang tetap buka. Kebanyakan PKL itu masih sibuk mengurusi panen jagung di ladang.

“Kebetulan sekarang sedang panen jagung, jadi warga memilih beraktivitas di ladang daripada membuka lapak di tepi waduk,” paparnya.

Wisata Perkebunan

Senada disampaikan Kepala Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Wardoyo. Sigit juga sudah dikukuhkan Pemkab Sragen sebagai desa wisata. Desa ini memiliki potensi wisata berupa perkebunan kelengkeng seluas sekitar empat hektare.

Pada tahun lalu, ratusan pengunjung datang setiap hari untuk berwisata menikmati buah kelengkeng langsung dari pohonnya. Namun, masa panen buah kelengkeng kali ini bertepatan dengan masa pandemi Covid-19.

Guys, Ini Tips Raih Beasiswa Pertukaran Mahasiswa ke Luar Negeri

Tak mau menanggung risiko, objek wisata berbasis desa itu juga ditutup meski masa panen tiba. Guna memasarkan hasil panen, warga sekitar memanfaatkan penjualan via media sosial.

Pada Ramadan lalu, objek wisata ini sebetulnya sudah dibuka. Namun, jumlah pengunjung tidak sebanyak dari biasanya.

“Kebun itu menghasilkan sekitar tujuh kuintal kelengkeng. Kebetulan hasil panen kurang maksimal. Objek wisata sudah dibuka sejak puasa lalu, namun warga memaksimalkan penjualan hasil panen secara online,” terang Wardoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya