SOLOPOS.COM - Ilustrasi makan. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pembatasan waktu makan di warung atau dine in selama 20 menit saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 menjadi sorotan. Ternyata ada alasan khusus mengapa waktu makan dipatok 20 menit.

Tidak hanya berlaku di Indonesia, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, menyebut model ini sudah berjalan di luar negeri meski terdengar agak lucu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mungkin kedengaran lucu, tapi di luar negeri, di beberapa negara lain sudah lama diberlakukan itu. Jadi makan tanpa banyak bicara dan kemudian 20 menit cukup, setelah itu memberikan giliran kepada anggota masyarakat yang lain,” kata Tito, Senin (6/7/2021).

Baca Juga: Salut! Koramil Kartasura Bagi-Bagi Nasi Sayur Lodeh Tujuh Rupa Ke Warga Isoman

Tito menuturkan pembatasan makan di tempat atau dine in demi mencegah penumpukan pada suatu warung ataupun tempat. Karenanya pelanggan tidak boleh mengobrol pada saat menyantap makanan sehingga waktu 20 menit dapat dimanfaatkan dengan baik.

Beberapa pakar gizi menyebut durasi waktu makan ideal sekitar 15-20 menit. Brigid McKevith, ahli nutrisi dari British Nutrition Foundation, menyebut kemampuan otak merespons kenyang sekitar 20 menit. Itu adalah waktu ideal untuk menghabiskan seporsi makanan.

Supaya bisa makan 15-20 menit, ahli diet Ben Desbrow dari Griffith University menyarankan mengunyah makanan lebih sering. Menurut Desbrow, sering mengunyah mengakibatkan makanan terpotong makin kecil dan lebih mudah diolah tubuh.

Baca Juga: Cara Makan Kurang dari 20 Menit di Warung agar Tak Langgar PPKM Level 4

“Perlu waktu sekitar 15-20 menit bagi mekanisme alami tubuh untuk bereaksi. Mekanisme ini adalah proses fisiologis tubuh mengenali rasa penuh, kenyang, dan puas dari makan,” kata dia dikutip dari situs ABC News.

Desbrow tidak menyarankan jumlah mengunyah yang spesifik saat makan. Namun menurutnya, mereka yang makan cepat mengunyah makanan tidak lebih dari 6 kali. Dikutip dari Healthline, sebuah riset menyatakan jumlah kunyahan sebaiknya berkisar 15-40 kali. Selain sering mengunyah, hal lain yang bisa dilakukan adalah menyediakan waktu lebih banyak dan mematikan layar gawai. Hal ini memudahkan perhatian hanya tertuju untuk makan lebih baik dan sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya