SOLOPOS.COM - Salah satu PKL sedang membongkar sendiri lapaknya karena mengganggu pejalan kaki, Kamis (16/11/2017). (Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Para PKL yang digusur tersebut adalah PKL musiman yang berjualan selama PMPS

Harianjogja.com, JOGJA-Sejumlah pedagang kaki ima (PKL) yang berada di sisi barat Jalan Pangurakan atau Jalan Trikora, digusur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Jogja dan pasukan pengamanan (PAM) Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS), Kamis (16/11/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para PKL yang digusur tersebut adalah PKL musiman yang berjualan selama PMPS. Mereka juga mengaku sudah membayar sewa lahan kepada panitia PMPS mulai dari Rp2-5 juta. “Saya sudah bayar sewa Rp4,5 juta kepada Dian dan Very,” ucap Ratmi, 50, salah satu PKL yang digusur.

Ekspedisi Mudik 2024

Warga Prambanan Sleman itu mengaku, setiap musim sekaten selalu berjualan di trotoar Jalan Trikora. Ia sengaja tidak mendaftar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Jogja selaku panitia PMPS karena tidak menggunakan lapak di Alun-alun Utara (Altar).

Saking seringnya, Ratmi tidak hapal sudah berapa kali PMPS berjualan di Jalan Pangurakan. Selama ini penjual martabak telor itu hanya membayar sewa kepada warga sekitar yang mengaku akan menjamin keamanannya selama berjualan. Saat ini setelah digusur ia pun bingung harus berjualan di mana. Selain bingung mencari lahan jualan, Ratmi mengaku dua tabung gas miliknya juga disita petugas Satpol PP.

Sutiman, 62, PKL yang menempati utara gapura Pangurakan juga mengaku sudah membayar sewa lahan sebesar Rp1 juta dari total Rp3 juta, sisanya akan ia bayarkan pada akhir perayaan sekaten nanti. Ia mengaku sudah lebih dari 20 tahun berjualan di sekitar Altar setiap PMPS berlangsung.

Hanya, lahannya untuk berjualan tidak menetap setiap tahunnya. Terkadang ia berjualan barat Altar, kadang-kadang di utara Altar. Sutiman dan isterinya, Martini mengaku baru kali ini ada penggusuran. Padahal dirinya sudah mengeluarkan modal sekitar 12 juta untuk membuat gerobak dan membeli bahan-bahan jualannya. “Saya tidak tahu mau pindah jualan kemana,” ungkap Sutiman.

Dalam pantauan media ini, penggusuran yang dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB, tidak semua PKL di Jalan Pangurakan diminta membongkar dagangannya. Ada juga beberapa PKL yang menggunakan gerobak beroda hanya diminta mundur beberapa meter agar tidak menutupi trotoar, terutama PKL di selatan gapuran Jalan Pangurakan. Sementara PKL di utara gapura diminta pindah. Beberapa petugas Satpol PP bahkan menyita gerobak dan barang dagangan.

Kasi Pengendalian Operasi Satpol PP Kota Jogja Budi Santoso mengatakan, total ada 15 PKL yang ditertibkan. “Mereka ditertibkan karena berjualan di trotoar sehinggga mengganggu lalu lintas pejalan kaki,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya