SOLOPOS.COM - Kepadatan arus lalu lintas di flyover Purwosari, Solo, Rabu (23/2/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo mengungkit kembali rencana pemerintah pusat membangun jalur lingkar timur-selatan yang pernah mencuat pada 2016 lalu.

Rencana itu hingga kini menguap. Padahal saat itu, detail engineering design (DED) proyek itu sudah dibuat. Hal itu disampaikan Kabid Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, saat ditanya mengenai rencana Dishub Sukoharjo membatasi tonase kendaraan yang melintas di underpass Makamhaji.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Jika kendaraan bertonase berat tidak diperbolehkan lewat underpass Makamhaji, Kartasura, kemungkinan besar sebagian dari mereka akan lari ke Solo dan membebani jalur-jalur dalam kota. Terkait wacana hal ini, Dishub Solo akan terus berkoordinasi dengan Pemkab Sukoharjo.

Baca Juga: Kendaraan Berat Tak Lewat Underpass Makamhaji, Ini Kata Dishub Solo

Namun di sisi lain, Dishub Solo menilai perlu agar jalur lingkar timur-selatan segera terealisasi. Jalur itu untuk pengalihan jalur kendaraan angkutan berat masuk ke jalur tengah kota.

Keberadaan jalur di wilayah Solo timur-selatan, pada sisi lain juga akan memberikan dampak baik secara ekonomi di wilayah itu. Sebab jalur itu akan jarang dilewati kendaraan bermuatan berat.

Ia mengatakan di sisi timur Solo hanya ada Jl Juanda dan Jl Kapten mulyadi. Di selatan hanya ada Jl Veteran, Jl Bayangkara, dan Jl Dr Rajiman. “Itu jalan batas paling luar di Solo. Biasanya batas paling luar itulah yang menjadi jalan angkutan berat. Itu yang menjadi PR [pekerjaan rumah] kami,” jelas Ari kepada Solopos.com, Rabu (23/2/2022).

Baca Juga: Dishub Sukoharjo: Underpass Makamhaji Tak Lagi Dilewati Tonase Berat

Ari mengapresiasi Dishub Sukoharjo yang sudah mengalihkan arus bus AKAP maupun angkutan berat ke arah barat (Pakis). Kota Solo pun mendapatkan dampak signifikan karena beban angkutan berat di Jl Dr Rajiman, Jl Veteran dan Jl Bayangkara sudah jauh berkurang. “Itu yang menjadi poin bagus,” ujarnya.

Tiga Pilihan Lokasi

Saat ini yang masih jadi PR bersama adalah jalur tengah, yakni di Jl Slamet Riyadi di wilayah Kleco yang menjadi lebih padat semenjak underpass Makamhaji ditutup untuk perbaikan. “Itu menjadi catatan tambahan. Sebab dari barat larinya situ. Namun mereka [kendaraan angkutan berat] tetap harus mengikuti jalur yang sudah ada, yakni Jl A Yani,” tegas Ari.

“Harapan kami ayo bareng-bareng, terutama dulu pernah ada konsep jalur lingkar timur-selatan Kota Solo. Sudah didengungkan Balai Jalan Kementerian PU. Sudah ada DED, sudah ada rapatnya tahun 2016. Tapi sampai sekarang belum terlaksana,” lanjut Ari.

Baca Juga: Tips Hindari Macet di Solo akibat Penutupan Underpass Makamhaji

Ari menjelaskan saat itu sempat muncul tiga pilihan untuk jalur lingkar timur-selatan. Namun salah satunya ditolak karena melewati bantaran sungai Bengawan Solo. Pilihan lainnya ada di seberang Bengawan Solo atau berada di Kabupaten Sukoharjo, yakni mulai wilayah Palur ke selatan.

“Tembusnya secara pasti saya tidak tahu, sepertinya sampai di utara [simpang] Pakis. Informasinya juga akan disinkronkan dengan jalur lingkarnya Sukoharjo. Harapan kami ayo bersama dorong itu juga agar bisa terlaksana,” lanjut Ari.

Menurutnya jika jalur lingkar selatan itu terlaksana akan lebih menguntungkan, termasuk untuk wilayah Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya