SOLOPOS.COM - Bripda Nesti saat ditangkap Mei 2019. (Detik.com- Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Polwan terpapar ISIS kembali ditangkap. Bripda Nesti Ode Samili (NOS) ditangkap untuk kali kedua oleh kepolisian karena diduga terpapar paham radikal. Bripda Nesti diduga berkiblat pada kelompok radikal Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS). Bahkan diduga aktif di kelompok-kelompok radikal.

“Diduga terafiliasi dengan ISIS. Masih dilakukan pendalaman,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2019) sebagaimana dikutip Detik.com.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya Asep membenarkan Bripda Nesti kembali ditangkap. Pertama kali oleh Polda Jawa Timur saat dia mendarat di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, dan hendak ke Surabaya. Kali ini, Bripda Nesti kembali ditangkap oleh Densus 88 Antiteror, tapi Asep mengaku belum mendapatkan data lengkap terkait kronologi penangkapan kedua.

“Ini sudah dua kali dia diamankan karena terpapar paham radikal. Yang (penangkapan pertama) pertama dilakukan pendalaman Densus 88,” ujarnya.

Baca Juga: 7 Sekolah di Jateng Terpapar Radikalisme

Asep mengatakan Bripda Nesti ditangkap lantaran berada di bawah pengawasan Densus 88 dan diduga aktif dalam kegiatan-kegiatan bersama kelompok radikal.

“Setelah ditangkap pertama kali, dia diawasi. Nah di bawah pengawasan itu dia diduga terafiliasi aktif dengan kegiatan kelompok-kelompok radikal,” jelas Asep.

Asep menegaskan, jika dalam sidang kode etik terbukti menganut paham radikal, Nesti akan dipecat dari institusi.

Baca Juga: 18% Mahasiswa Setuju Khilafah

“Secara aturan organisasi, (saat ini) menuju untuk menjalani sidang kode etik. Jika nanti memang terbukti, maka akan dilakukan PTDH (pemberhentian tidak dengan hormat),” tegas Asep.

Saat ini Bripda Nesti masih diperiksa secara intensif oleh Densus 88 Antiteror di Jakarta.

Koordinasi BNPT 

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan berkoordinasi dengan Polri untuk menangani Bripda Nesti.

“Kita akan koordinasi dengan teman di kepolisian. Kami akan sama-sama mendalami, kenapa anak ini bisa sampai seperti ini. Supaya record dia bisa kaya gini itu bisa kita hambat, bagaimana dia terpapar, bagaimana pengaruh terhadap dirinya. Supaya tidak terjadi ke orang lain,” kata Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Hamli saat dihubungi Detik, Kamis.

Hamli mengatakan BNPT hanya ikut dalam penanganan terhadap anggota yang terpapar. Sementara untuk penindakan hukum, termasuk penelusuran pihak yang membuat Bripda Nesti terpapar radikalisme, akan dilakukan pihak kepolisian.

Baca Juga: Perempuan Target Radikalisasi

“Itu sudah ranah teman di kepolisian. Kalau ada unsur pelanggaran hukum, maka akan ditindak lanjut teman-teman kepolisian. Kalau kami, lebih ke dalami tentang kenapa sampai seperti itu, supaya tidak terulang lagi,” ujar dia.

Hamli sempat kaget saat mendengar Bripda Nesti dua kali diamankan Densus 88. Dia mengatakan pada dasarnya tiap orang bisa terpapar radikalisme.

Dia mengatakan BNPT berupaya meningkatkan imunitas dari individu maupun komunitas dari paparan radikalisme. Hamli mengatakan BNPT sudah menjalankan program dengan TNI-Polri untuk mencegah ada anggota yang terpapar radikalisme.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya