SOLOPOS.COM - Petugas mengenakan baju pelindung di sebuah pasar seafood yang telah ditutup di Wuhan, Hubei, China, Jumat (10/1/2020). Pasar seafoof diduga terkait penyebaran virus corona (coronavirus). (Reuters-Stringer)

Solopos.com, BEIJING -- Korban jiwa akibat terjangkit virus corona baru di China bertambah. Hingga Rabu (29/1/2020) pagi, virus mematikan itu telah mengakibatkan 132 orang di Negeri Tirai Bambu kehilangan nyawa.

Di sisi lain, sebanyak 103 pasien lainnya diizinkan meninggalkan rumah sakit.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Antara melaporkan data pemerintah setempat menyebutkan terdapat 5.997 orang di China dinyatakan positif 2019-nCoV, termasuk delapan orang di Hong Kong, tujuh di Makau, dan delapan di Taiwan.

Selain itu, terdapat pula 9.239 orang dinyatakan sebagai terduga terinfeksi 2019-nCoV.

Satu kasus baru ditemukan di Daerah Otonomi Tibet di wilayah baratdaya China.

Pada bagian lain, seorang pakar di pemerintahan China menyebut wabah virus corona bisa mencapai puncaknya dalam waktu sekitar 10 hari.

Detikcom yang mengutip AFP, melaporkan virus corona baru yang telah menginfeksi ribuan orang di seluruh China itu memiliki kesamaan genetik dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), sebuah patogen yang menewaskan sekitar 650 orang di daratan dan Hong Kong pada tahun 2002-2003 lalu.

Virus baru itu pertama kali muncul pada awal Desember 2019 lalu di pusat kota Wuhan dan jumlah kasusnya telah melonjak dalam beberapa hari terakhir. Seorang ilmuwan terkenal di Komisi Kesehatan Nasional China, Zhong Nanshan, mengatakan wabah itu "tidak akan meningkat dalam skala besar".

"Saya percaya wabah virus itu akan mencapai puncaknya dalam seminggu atau sekitar sepuluh hari," kata Zhong.

Zhong mengatakan tingkat kematian pasti akan terus turun berkat teknologi dan upaya dari para peneliti dan pekerja medis, meskipun sejauh ini belum ada obat untuk virus tersebut.

Anggota panel ahli senior Komisi Kesehatan, Zeng Guang, mengatakan virus itu menyebar dengan cepat di Wuhan karena mungkin ada banyak kasus ringan yang mirip dengan pilek biasa.

Lebih dari 50 juta orang telah dilarang bepergian di Wuhan dan kota-kota lain di Provinsi Hubei pascaisolasi yang dimulai pekan lalu sebagai upaya untuk menahan penyebaran virus. Pos pemeriksaan suhu tubuh pun telah disiapkan di stasiun kereta api dan bandara di seluruh negeri.

Ketua Komisi Kesehatan Nasional China, Ma Xiaowei, mengatakan pada Minggu (26/1/2020) lalu bahwa virus itu menular selama masa inkubasi, mendorong kekhawatiran bahwa orang tanpa gejala bisa menyebarkan penyakit tanpa terdeteksi.

Jangan Panik! Begini Tips Cegah Penularan Virus Corona

"Dibandingkan dengan SARS, virus corona baru lebih licik," kata Zeng, yang juga merupakan Kepala Ahli Epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Namun demikian, Zeng percaya situasi akan membaik dengan munculnya cuaca yang lebih hangat, yang dinilainya tidak kondusif untuk penyebaran penyakit pernapasan menular.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya