SOLOPOS.COM - Seminar Peningkatan Daya Saing Sektor Ekonomi Unggulan DIY di Hotel Grand Inna Malioboro, Kamis (16/11/2017). (Harian Jogja/Maman Rachman)

IKM masih kerap menghadapi masalah baik dari sisi manajemen maupun permodalan

Harianjogja.com, JOGJA-Banyaknya industri skala mikro dan kecil di DIY menjadi peluang bagi Sucofindo untuk turut meningkatkan daya saing para pelaku usaha lokal. Salah satu hal yang akan dilakukan yaitu memberikan kemudahan dalam mendapatkan sertifikasi usaha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Heru Riza Chakim selaku Direktur Komersial 1 PT Sucofindo (Persero) mengakui, industri kecil dan menengah (IKM) masih kerap menghadapi masalah baik dari sisi manajemen maupun permodalan. Saat ingin mengurus perizinan ataupun sertifikasi halal yang membutuhkan biaya sampai Rp3 juta, pelaku IKM kerap tidak dapat memenuhinya karena biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pendapatannya.

“Maka perlu dibentuk gabungan para pengusaha, seperti kalau di pertanian itu Gapoktan [Gabungan Kelompok Tani] untuk mempercepat di dalam meningkatkan daya saing karena ada induknya,” katanya kepada awak media seusai acara seminar Peningkatan Daya Saing Sektor Ekonomi Unggulan DIY di Hotel Grand Inna Malioboro, Kamis (16/11/2017).

Dengan penggabungan beberapa pelaku usaha tersebut, maka biaya untuk mengurus
sertifikasi dan juga pelatihan pengembangan usaha akan lebih ringan dan terkoordinir. Sebagai Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang bergerak di bidang jasa inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultasi, dan pelatihan, Sucofindo tidak hanya berperan membantu pelaku usaha untuk meningkatkan daya. Sucofindo juga melakukan pengawasan kebijakan pemerintah dalam upaya perlindungan masyarakat.

Sebagai wujud komitmen memberikan layanan pada masyarakat, Sucofindo membuka kantor unit layanan di Jogja, tepatnya di kompleks Hotel Grand Inna Malioboro. Kantor unit pelayanan ini menyediakan layanan awal untuk sertifikasi usaha di bidang pariwisata, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), inspeksi di industri garmen dan berbagai produk konsumen dan komoditas pertanian, sertifikasi dan pengujian mainan anak dan pakaian bayi, serta sertifikasi dan pengujian lingkungan. Saat ini Sucofindo juga menyediakan jasa konsultasi dan sertifikasi untuk pembangunan infrastruktur, survei dan mapping kewilayahan, dan masih banyak lagi.

Pemerintah Daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyambut baik hadirnya Sucofindo di Jogja. Diharapkan keberadaannya bisa berkontribusi meningkatkan kapasitas pelaku usaha. Kepala Bidang Industri, Logam, Sandang, dan Aneka Disperindag DIY, Endang Sri Nuryani mengatakan, DIY didominasi dari IKM yang jumlahnya mencapai 91.000 pelaku usaha. Menurutnya, salah satu kelemahan yang masih sering dilakukan pelaku IKM adalah tidak konsisten dalam pengiriman barang.

“Saat IKM laku, mereka lupa jaga standarisasi produknya seperti keseragaman produk dan juga ketepatan waktu dalam pengiriman. Ada yang belum pegang komitmennya,” kata Endang.

Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan sinergi semua pihak dan tidak hanya Disperindag saja. Terkait pembinaan IKM, menurutnya ada empat pihak yang bertanggung jawab yaitu kraton, kampus, kampung, dan keprajan. “Keprajan itu pemerintah termasuk Sucofindo juga masuk disitu. Kita perlu bersinergi untuk mengangkat produk yang ada,” katanya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY, Buntoro mengatakan saat ini sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian besar kepada IKM. Diakuinya, pelaku usaha kerap mengalami kendala besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengurus sertikasi halal. Biaya yang dikeluarkan terkadang tidak sebanding dengan penghasilan yang diterima. “Kalau perlu sertifikat halal digratiskan saja [untuk IKM],” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya