SOLOPOS.COM - Seekor sapi jawa milik Warga Desa Bedoro Pri Hartono mati setelah mengalami sakit bintul-bintul yang diduga LSD di kandang komunal di Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Senin (23/1/2023). (Istimewa/Pri Hartono)

Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen akhirnya menyiapkan Rp500 juta dari dana belanja tidak terduga (BTT) untuk mengobati 797 ekor sapi dari total 821 ekor yang terkena lumpy skin disease (LSD). Anggaran menyubsidi biaya obat-obatan itu jauh lebih besar dibandingkan rencana semula yang hanya Rp200 juta.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan ada empat jenis obat yang akan dibeli, yakni antiparasit, antibiotik, antihistamin, dan vitamin. Selain yang dibeli sendiri, Pemkab juga akan mendapatkan bantuan obat-obatan dari Kementerian Pertanian.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Jumlah obat yang akan diterima Sragen masih menunggu kepastian dari pusat. Selain itu, kami juga meminta bantuan vaksin LSD,” ujar Yuni, sapaan akrab Bupati Sragen seusai sosialisasi penanganan LSD di Gedung Kartini Sragen, Jumat (3/2/2023).

Yuni menginstruksikan organisasi perangkat daerah terkait untuk segera membeli obat-obatan LSD agar bisa secepatnya diberikan ke sapi yang sakit. Umumnya butuh 4-5 kali pengobatan agar sapi sembuh. Sementara biaya sekali pengobatan mencapai Rp150.000.

“Kami memberi subsidi kepada peternak untuk dua kali pengobatan senilai Rp300.000 per sapi yang terkena LSD. Selebihnya ditanggung peternak sendiri. Tidak harus lima kali pengobatan. Kalau  2-3 kali pengobatan sudah sembuh ya sudah,” ujarnya.

Yuni menerangkan selain bantuan dari Pemkab, sebenarnya pemerintah desa bisa mengalokasikan anggaran untuk penanganan LSD. Anggarannya bisa diambilkan bisa diambilkan dari dana desa (DD). “Dana sebesar 20% dari DD itu untuk ketahanan pangan bisa digunakan untuk penanganan LSD. Nilainya berapa ya disesuaikan dengan DD di masing-masing desa,” jelas Yuni yang diamini Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Joko Suratno.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, mengatakan Sragen memang akan mendapatkan bantuan obat-obatan untuk penanganan LSD. Tidak semua jenis obat diberikan, tetapi hanya antihistamin, antibiotik, dan vitamin.

“Untuk antiparasit belum tentu. Jumlahnya berapa, kami masih menunggu dari Kementan,” jelasnya.

Eka menerangkan banyak peternak yang tidak melapor kalau ada kasus LSD di lingkungannya karena data yang diterima DKP3 Sragen berasal dari laporan penyuluh pertanian lapangan (PPL).  Seperti di Masaran ada 10 ekor sapi terserang LSD tetapi ada peternak yang belum melaporkan. Atas dasar itulah, DKP3 meminta kepada seluruh warga, khususnya peternak yang sapi-sapinya terkena LSD supaya melapor ke DKP3 lewat nomor hotline yang disebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya