SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). (JIBI/Solopos/Dok.)

Subsidi listrik akan dicabut oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Solopos.com, SOLO – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) rencananya akan mengalihkan subsidi listrik untuk golongan rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA. Dana subsidi itu nantinya akan diberikan langsung ke rakyat miskin pemegang Kartu Keluarga Sejahtera berupa uang tunai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akibat dicabutnya subsidi listrik, secara otomatis listrik akan naik. Nantinya beban kenaikan tarif listrik yang dialami warga miskin akan diganti dengan memberikan uang tunai sebesar Rp300.000 per bulannya.

“Jadi caranya subsidinya itu, akan dialihkan dari komoditi ke subsidi langsung ke orang. Kenapa? Karena kalau subsidi komoditi (barang), orang punya kontrakan 4-5 rumah dapat subsidi listrik, kalau subsidi langsung ke orang kan jumlah orang yang tidak mampu saja yang diberikan,” kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (25/6/2015), sebagaimana dilansir Okezone.com.

Jarman mengatakan, subsidi listrik langsung ke rakyat miskin tersebut berdasarkan data orang miskin di Indonesia, khususnya yang sudah menerima Kartu Keluarga Sejahtera, atau kartu-kartu lainnya.

“Kan sudah ada data orang miskin, nanti kita tinggal memvalidasi data yang tidak mampu yang layak untuk mendapat subsidi, sesuai undang-undang mereka kan harus dibantu oleh pemerintah. Melalui kartu-kartu itu tadi. Kalau itu sudah bisa diterapkan ya sudah melalui itu,” katanya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan upaya ini dilakukan oleh pemerintah untuk mendidik para pengguna listrik agar lebih bijak dalam pemakaian energi ini. Lantaran selama ini dengan harga yang murah, masyarakat dinilai cenderung boros dalam menggunakan listrik.

“Supaya masyarakat jadi lebih hemat. Karena selama ini kalau bayar murah, maka listrik pada siang pun dihidupkan. Tapi kalau misalnya uang dikasih langsung, uang ini akan digunakan untuk bayar listrik. Kalau bisa hemat listrik, uangnya bisa digunakan juga untuk yang lain. Jadi listrik tidak akan dipakai berlebihan,” jelas Sofyan seperti dilansir Detik.com.

Sofyan juga menegaskan, kebijakan ini bukan upaya pemerintah untuk mencabut subsidi. Lantaran saat ini bukan waktu yang tepat untuk mencabut subsidi.

“Bukan mencabut subsidi, tapi mengalihkan model subsidi. Karena bukan waktu yang tepat untuk mencabut subsidi,” kata Sofyan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya