SOLOPOS.COM - Wakil Ketua DPR Agus Hermanto (kiri) bersama Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan pertemuan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A.)

Nilai subsidi elpiji 3 kg dan listrik melonjak hingga Rp23,88 triliun.

Solopos.com, TAIPEI — Pemerintah sedang menyiapkan model subsidi tertutup untuk LPG (elpiji) 3 kg guna mengendalikan anggaran subsidi yang terus membengkak. Besar kemungkinan, subsidi diberikan secara langsung kepada masyarakat melalui penerbitan kartu keluarga sejahtera.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menanggapi masukan dari DPR setelah pengesahan APBN 2017 menjadi undang-undang. Menurutnya, subsidi langsung diperkirakan akan menghemat anggaran Rp10-15 triliun.

“Ini sesuai permintaan Presiden. Kami mengajukan usulan dengan basis data pelanggan listrik 450 W dan 900 W penerima subsidi. Ini akan lebih mudah karena datanya sudah tersedia,” tutur Jonan dalam penerbangan Taipei-Jakarta, Jumat (28/7/2017), setelah hampir satu pekan melakukan kunjungan kerja ke Houston, Amerika Serikat.

Dalam sidang paripurna Rabu (26/7/2017) lalu, DPR telah menyetujui APBN 2017 menjadi undang-undang yang ditandai dengan lonjakan subsidi energi sebesar Rp23,88 triliun. Kenaikan menjadi Rp101,18 triliun ini berarti 31% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

DPR juga memberi dukungan program subsidi tertutup tersebut untuk segera dilaksanakan, tetapi dengan sosialiasi yang tepat sehingga tidak timbul gejolak di masyarakat. Pemerintah juga diminta untuk menyalurkan subsidi tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu.

Jonan mengatakan mekanisme subsidi tertutup akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Koordinator Pembangunan dan Kebudayaan melalui penerbitan Kartu Indonesia Sejahtera (KIS). “Subsidi nanti disalurkan secara bulanan, misalnya sebesar Rp60 ribu. Penerima subsidi ini kemudian bisa membeli gas dengan harga pasar.”

Dia mengaku subsidi melalui elpiji 3 kilogram selama ini tak terkendali karena disparitas harga yang makin tinggi dengan harga gas tak bersubsidi. Bahkan, tak sedikit warga mampu beralih dari tabung gas 12 kilogram kepada tabung gas 3 kilogram.

Namun dia mengakui, kenaikan subsidi tak semata karena elpiji 3 kg mengingat subsidi listrik juga mengalami kenaikan hampir Rp6 triliun menjadi sekitar Rp50 triliun. Hal ini terjadi karena ada penambahan pelanggan 900 VA yang dulunya tidak terdata dan berhak subsidi sebanyak 2,4 juta pelanggan dan tambahan 1 juta pelanggan 450 VA.

Dalam beberapa kesempatan, Jonan memang menyampaikan kecemasan terkait konsumsi elpiji 3 kg bersubsidi. Subsidi terbuka semacam itu cenderung tidak bisa dikendalikan karena barang dijual bebas di pasar dan siapapun bisa membeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya