SOLOPOS.COM - Ilustrasi terompet raksasa (NASA)

Suara aneh dari langit terdengar di berbagai belahan dunia. Suara misterius ini menjadi hal yang cukup menghebohkan di Youtube.

Solopos.com, SOLO – Situs berbagi video, Youtube, dihebohkan dengan beredarnya rekaman suara misterius mirip terompet yang terdengar dari berbagai penjuru dunia. Meskipun sejumlah rekaman menunjukkan tahun yang berbeda-beda, suara-suara ini menjadi perbincangan di kalangan netizen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu video yang paling populer adalah suara miterius mirip terompet yang direkam dari Jerman. Video ini diunggah Papa Schlumpf satu bulan silam. Dalam judul diberi keterangan video direkam pada 4 April 2015.

Strange Sounds in Germany / 04.04.2015, demikian judul video berdurasi 34 detik yang diunggah di laman https://www.youtube.com/watch?v=0hgx0dbzayM. Video itu merekam suara aneh yang terdengar melalui sebuah pemukiman warga. Rekaman tersebut juga memperlihatkan bagaimana seorang anak kecil tiba-tiba terdiam saat mendengar suara misterius tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Fenomena ini sebenarnya bukanlah hal yang aneh di Amerika dan Eropa. Sejumlah penelitan tentang suara ini sudah beberapa kali dilakukan. Komunitas peneliti bahkan telah menamai fenomena ini dengan sebutah “The Hum”.

Dikutip dari Livescience, Selasa (26/5/2015), pada Agustus 2009 di Journal Geophysical Research Letters sekelompok peneliti mengaku telah berhasil memecahkan misteri ini. Menurut mereka, suara dengungan dihasilkan oleh benturan gelombang laut, namun bukan gelombang laut yang memecah pantai seperti yang kita kenal. Gelombang yang dimaksud adalah gelombang laut yang berbenturan dengan dasar samudera. Dan menurut mereka, pantai Pasifik di Amerika Utara adalah sumber dengungan terkuat.

Menurut penelitian itu, suara dengungan tercipta ketika dua gelombang berfrekuensi sama, namun berbeda arah, bertemu. Mereka lalu saling berbenturan dan menciptakan gelombang tekanan tertentu yang kemudian bergerak dengan kecepatan tinggi ke arah dasar Samudera. “Ketika ia mencapai dasar samudera, gelombang itu akan menabrak bebatuan dan menyebabkan vibrasi yang menghasilkan suara berfrekuensi rendah,” paparnya.

Dilansir Detik seperti mengutip blog www.enigma.blogspot.com, Selasa (26/5/2015), sejumlah ilmuwan telah meneliti fenomena ini dan menghasilkan beberapa teori sebagai jawaban. Bagi sebagian peneliti, The Hum mungkin bersumber dari gelombang suara yang dihasilkan peralatan berat. Hal ini dapat dilihat dari kasus kotaKokomo, Indiana, yang merupakan kota industri. Para peneliti mencurigai sepasang kipas angin raksasa di pabrik Daimler Chrysler dan kompresor udara di pabrik milik Haynes International. Sedangkan dalam kasus Bristol, para peneliti mencurigai suara dengungan datang dari pabrik-pabrik di Avonmouth.

“Teori lain menyebutkan sumber dengungan adalah pesawat yang sedang terbang. Konon ketika terjadi peristiwa 11 September 2001 yang menghancurkan gedung WTC di Amerika, suara dengungan tersebut berhenti selama beberapa hari. Pada saat peristiwa tersebut terjadi, otoritas penerbangan Amerika memang melarang semua pesawat untuk terbang selama beberapa hari,” kata Sam yang juga penulis buku Enigma 2 itu dalam blognya.

Selanjutnya: Berasal dari Radiofrequency

Berasal dari Radiofrequency

Dilansir Enigma, Senin (25/5/2015), Dr. Joe Elder dan CK Chou dari Motorola Florida Research Laboratories mengatakan suara itu berasal dari radiasi Radiofrequency (RF). Manusia memang bisa menangkap suara berfrekuensi rendah itu, namun syaratnya ia harus bisa mendengar gelombang akustik frekuensi tinggi dalam jangkauan KHz dan penyebaran pancaran RF harus berada dalam jangkauan MHz.

“Ketika teori (Radiofrequency Energy) ini diajukan, kebanyakan orang segera teringat dengan HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program) di Alaska. Proyek ini diketahui memang menembakkan RF ke ionosfer. Apakah suara dengungan itu dihasilkan oleh HAARP ? tidak ada yang bisa memastikannya hingga sekarang,” ujarnya.

Sam mengungkapkan ada juga ilmuwan yang menghasilkan teori Simponi ruang Angkasa soal suara itu. Teori ini pertama kali dirilis di situs space.com pada bulan Maret 2000.

Seperti berkompetisi dengan pancaran bintang dan benda angkasa lainnya, bumi sesungguhnya bernyanyi seperti burung kenari, mengeluarkan suara dengungan yang konstan dengan notasi-notasi yang tidak terhitung banyaknya.

Jika suaranya beberapa oktaf lebih tinggi, maka suara itu akan dapat terdengar oleh telinga manusia, bahkan dapat menenggelamkan suara ribut dari ratusan suara talk show televisi.

Kiwamu Nishida dari institut penelitian gempa bumi universitas Tokyo bersama rekan-rekannya telah menganalisa data seismik 10 tahun dan menemukan kesamaan antara gelombang seismik dengan gelombang suara yang sama di atmosfer. Menurut Kiwawu Cs, gelombang suara yang tidak dapat didengar telinga manusia itu memantul-mantul di antara atmosfer dan permukaan bumi yang kemudian menciptakan gelombang-gelombang suara di dalam perut bumi

“Nah, karena planet Mars dan Venus adalah juga planet yang padat dengan atmosfer, maka kemungkinan gelombang suara yang sama juga tercipta di dua planet tersebut. Ini mengakibatkan terciptanya simphoni alam semesta,” tuturnya.

Sam mengungkap satu lagi penelitan tentang suara The Hum. Dokter Cambridge, David Baguley, mengatakan bahwa suara ini dapat terdengar oleh seseorang ketika telinganya menjadi over sensitif.

“Menurutnya [David], di dalam tubuh manusia ada sebuah ‘Amplifier internal’ yang dapat memperkuat suara-suara yang masuk ketika manusia yang bersangkutan berada di dalam kondisi terancam bahaya atau konsentrasi yang intens. Contohnya ketika kita sedang berkonsentrasi dengan soal-soal ujian dan kemudian telepon berdering, maka kita akan mendengar suara deringan itu seperti lebih keras dari biasanya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya