Solopos.com, KLATEN — Calon kepala desa (cakades) petahana di Karanganom, Klaten Utara, Klaten, Harjanta, mengaku siap kalah saat bertarung di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak tahap III tahun 2019, Rabu (9/10/2019) pagi.
Di Pilkades kali ini, Harjanta bertarung melawan istrinya sendiri,Tri Handayani.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Berdasarkan pantauan Jumlah tersebut terbanyak kedua setelah Desa Jimbung, Kalikotes, yang berkisar 8.600-an pemilih. Total desa penyelenggara Pilkades serentak tahap III tahun 2019 di Klaten mencapai 77 desa dengan 210 cakades. “Saya siap kalah di Pilkades kali ini. Semula, sempat tak ingin manggung [hadir]. Tapi warga meminta tetap manggung. Akhirnya, saya putuskan duduk di sini bersama istri. Selebihnya, saya serahkan ke warga. Boleh memilih saya. Boleh juga memilih istri saya,” kata kata Harjanta, saat ditemui solopos.com, di sela-sela Pilkades di Karanganom, Rabu.. ” Saya dan istri sudah berkomitmen siapa pun yang terpilih harus menjalankan amanah dengan baik,” ungkap dia. Di Pilkades kali ini, Harjanta dan Tri Handayani mengusung visi dan misi yang sama, dengan tim sukses sama pula.
Ketua Panitia Pilkades Karanganom, Rochmadi, mengatakan situasi dan kondisi di desanya selama berlangsung tahapan Pilkades berlangsung aman dan lancar. “Jadwal pemungutan suara di sini dimulai pukul 07.00 WIB-13.00 WIB. Sekilas, antusias masyarakat menggunakan hak pilih sangat tinggi. Sosialisasi agar menggunakan hak pilih sudah kami gencarkan di waktu sebelumnya. Target kami, tingkat kehadiran pemilih di sini sedikitnya mencapai 70 perse,” katanya. Kepala Bidang (Kabid) Penataan dan Administrasi Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Klaten, Mujab, mengatakan cakades yang bertarung masih memiliki ikatan suami-istri di Pilkades serentak tahap III tahun 2019 tersebar di delapan desa. Selain Karanganom (Klaten Utara), berada di Gunung Gajah (Bayat), Karanglo (Polanharjo), Wonosari (Trucuk), Banyuaeng (Karangnongko), Titang (Jogonalan), Sawit (Gantiwarno), Katekan (Gantiwarno).
“Ada pula yang berstatus anggota keluarga [orangtua dan anak], seperti di Baran (Cawas) dan Baturan (Gantiwarno),” katanya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
