SOLOPOS.COM - Bendera Turki (wikipedia.org)

Su-24 ditembaki Turki karena dinilai melanggar batas udara.

Harianjogja.com, JOGJA-Timur Tengah semakin gelisah setelah insiden mematikan pesawat tempur Rusia Su-24 ditembak jatuh oleh F-16 Turki.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Situasi ini akan memanaskan hubungan Moskow dan Ankara serta NATO  mengingat Turki adalah anggota pakta pertahanan tersebut. Dan berikut lima hal  yang sejauh ini perlu anda ketahui seputar peristiwa yang terjadi pada Selasa 24 November 2015 tersebut.

Apa yang terjadi?
Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Su-24 Rusia di dekat perbatasan Turki-Suriah.  Turki mengatakan pesawat telah melanggar wilayah udara mereka dan mengabaikan peringatan yang diberikan untuk segera keluar dari wilayah udara Turki. Setelah 10 kali peringatan dua jet F-16 mereka yang mengejar menembak jatuh satu dari dua pesawat Rusia yang ada di daerah itu.

Moskow menegaskan pesawat tidak masuk ke wilayah udara Turki dan menyebut Su-24 mereka ditembak empat km di luar wilayah Turki. Kedua belah pihak mengaku memiliki bukti kuat untuk mendukung klaim mereka.

Satu dari dua pilot Su-24 tewas meski berhasil keluar dengan kursi pelontar. Ada kabar pilot meninggal karena ditembak para pemberontak Suriah saat melayang turun. Sementara satu pilot belum diketahui nasibnya.

Sementara dua helikopter Mi-8 Rusia yang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan juga diserang. Salah satunya rusak dan mendarat daruat sebelum kemudian dihancurkan oleh para pemberontak.

Apa Reaksi Moskwo?
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan penembakan pesawat ini sebagai “tusukan dari belakang oleh kaki tangan teroris” dan akan memiliki konsekuensi serius bagi hubungan Rusia-Turki.

Rusia marah tentang hal ini, jelas. Ini pertama kalinya dalam beberapa dekade sebuah negara anggota NATO menembak jatuh sebuah pesawat perang Rusia atau Soviet, dan juga pesawat pertama Rusia yang jatuh sejak mulai kampanye di Suriah.

Apa Konsekuensinya?
Pertama, ada konsekuensi potensial untuk merusak hubungan antara Rusia dan Turki yang sebenarnya memiliki hubungan ekonomi yang kuat dan erat, terutama karena sanksi Eropa terhadap Rusia mulai berlaku. Turki adalah tujuan wisata populer bagi Rusia.

Tapi yang lebih signifikan, ada kekhawatiran yang lebih luas tentang dampak ini bisa memiliki geopolitik, dalam hal konflik Suriah dan perang melawan ISIS.

Selalu ada kesenjangan antara Rusia dan Barat atas apa yang harus dilakukan di Suriah. Moskow dan Ankara pada dasarnya berada di sisi yang berlawanan karena Rusia berdiri di belakang Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Turki mendukung pasukan pemberontak berjuang untuk menggulingkan dia.

Apakah Ini Sudah Diprediksi?
Sebenarnya sudah lama insiden ini dikhawatirkan terjadi karena sejak awal kampanye udara Rusia, beberapa kali pesawat tempur mereka nyelonong masuk Turki.  Rusia sebelumnya telah meminta maaf atas tindakan tersebut. Dan Turki sudah mengancam akan menembak pesawat Rusia jika kembali masuk ke wilayah mereka.

Kekhawatiran adanya pertemuan udara juga dikhawatirkan terjadi antara pesawat Rusia dengan pesawat sekutu pimpinan Amerika. Beberapa kali pesawat Rusia mendekat ke jet tempur dan drone Amerika dengan alasan untuk mengamankan udara saat pesawat Rusia yang lain sedang melakukan misi gempuran. Akhirnya ada kesepakatan Amerika dan Rusia untuk menghindari konflik di udara.

Apa Yang akan Terjadi Selanjutnya?
Rusia mungkin akan menyajikan data untuk mendukung klaim Putin bahwa jet itu jatuh di wilayah Suriah saat melakukan  misi serangan ke ISIS. Sementara Turki pun juga akan menunjukkan sejumlah data. Jadi akan menarik untuk melihat apa hasilnya.

Tetapi yang jelas Rusia telah meningkatkan kewaspadaannya. Setelah penembakan pesawat itu, Rusia telah menggerakan kapal rudal Moskwa untuk lebih mendekat ke Suriah. Mereka juga akan memastikan semua pesawat yang melakukan misi serangan akan mendapatkan pengawalan dari pesawat tempur lain. Selain itu Rusia juga akan mengirim teknologi jamming elektronik untuk melindungi pesawat mereka. Bisa jadi pesawat khusus yang selama ini belum dikirim ke Suriah.

Bagaimana jika opsi perang yang dipilih?
Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO (North Atlantic Treaty Organization) kemungkinan tidak akan tinggal diam jika Moskow menyerang Turki. Negara di wilayah Eropa Tenggara itu merupakan anggota NATO. Jika NATO terlibat, Rusia akan kesulitan untuk menang, kecuali mengerahkan nuklir.

“Tampaknya sangat mungkin akan terjadi perang,” kata pengamat militer Rusia, Pavel Felgengauer, Rabu (25/11/2015). Rusia akan mengerahkan jet-jet tempurnya. Pertempuran kedua negara kemungkinan akan terjadi di laut.

Pavel meyakini Turki jika tidak gentar. Turki diprediksi akan menutup selat Bosphorus yang merupakan satu-satunya jalur armada Rusia untuk mencapai Laut Mediterannia. “Dalam konflik seperti itu, peluang Rusia untuk menang sangat kecil, kecuali menggunakan senjata nuklir,” ujar Pavel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya