SOLOPOS.COM - Ilustrasi otak manusia. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Meskipun virus SARs-COV-2 adalah penyakit pernapasan, Covid-19 diketahui memengaruhi organ vital tubuh lainnya, termasuk otak. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Covid-19 memengaruhi otak lantaran menyebabkan radang ringan hingga parah, stroke dan kejang di otak, yang menyebabkan gejala neurologis. Pasien Covid-19  yang pulih juga telah melaporkan gejala seperti kebingungan mental, sakit kepala, pusing, dan penglihatan kabur selama dan setelah masa pemulihan mereka. Karena itu, para peneliti terus-menerus melihat bagaimana virus corona baru berdampak pada otak dan saat menyelidiki dan menetapkan efek yang tersisa dari virus mematikan, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa terlepas dari apakah seseorang menderita infeksi Covid-19 ringan atau parah, mereka ‘masih mungkin mengalami perubahan pada otak dan fungsi otak mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk mempelajari bagaimana Covid-19 memengaruhi otak, para peneliti di Universitas Oxford melihat data yang dikumpulkan dari Biobank Inggris. Mereka mempelajari pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) otak dan tes fungsi otak dari 785 orang berusia antara 51 hingga 81 tahun, yang diambil sebelum dan selama pandemi. Dari total peserta, sekitar setengah dari sukarelawan (tepatnya 401) telah tertular Covid-19, di mana 15, atau sekitar 4%, dirawat di rumah sakit.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga:  Ini Penyebab Orang Tidak Kena Covid-19 di Tengah Gempuran Pandemi

Mengutip laman Bisnis.com pada Selasa (8/3/2022), analisis komparatif mengungkapkan bahwa orang yang telah terinfeksi Covid-19 telah mengalami penyusutan otak dan materi abu-abu yang cukup besar, yang dikatakan setara dengan enam tahun penuaan otak normal. Apa implikasinya? Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Nature menemukan mereka yang dites positif terkena virus kehilangan 1,8% tambahan gyrus parahippocampal, yang memainkan peran penting dalam memori spasial, dan korteks orbitofrontal, penting untuk penciuman dan rasa.

Konon, mereka yang terkena dampak melaporkan gejala seperti kehilangan penciuman. Beberapa juga menunjukkan tanda-tanda keterampilan kognitif yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak terpengaruh. Ini mencerminkan hilangnya jaringan otak yang lebih besar terkait dengan kapasitas mental.

Baca Juga: Apakah Susu Sapi Efektif Melawan Covid-19? Ini Penjelasannya

Studi ini juga mencatat bahwa gejalanya lebih umum di antara orang tua dan mereka yang dirawat di rumah sakit. Namun, terungkap bahwa infeksi ringan hingga tanpa gejala juga terkena dampak yang sama. Para peneliti percaya lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk menentukan apakah perubahan di otak akibat Covid-19 bersifat permanen atau reversibel sampai batas tertentu.

Prof Gwenaëlle Douaud di University of Oxford, salah satu penulis studi tersebut mengatakan, “Otak adalah plastik, yang berarti dapat mengatur ulang dan menyembuhkan dirinya sendiri sampai batas tertentu, bahkan pada orang tua.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya