SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Selama ini rumah dianggap sebagai tempat yang paling aman, khususnya bagi wanita. Namun, siapa sangka rumah ternyata tempat paling berbahaya bagi wanita. Mengapa demikian?

Hasil studi terbaru yang dilakukan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut, kebanyakan wanita meninggal di seluruh negara pada 2017 lalu dibunuh oleh pasangan atau anggota keluarga di rumah. Inilah yang menjadikan rumah sebagai tempat paling berbahaya bagi wanita.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir CNN, Selasa (27/11/2018), lembaga PBB yang khusus menangani urusan narkoba dan kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/UNODC), menghitung dari sekitar 87.000 kasus pembunuhan wanita di berbagai negara pada 2017, sekitar 50.000 orang atau 58 persen dilakukan oleh pihak keluarga korban. Sementara sekitar 30.000 wanita atau 34 persen meninggal di tangan pasangan.

Ekspedisi Mudik 2024

Hasil penelitian yang dirilis bertepatan dengan peringatan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Wanita itu memaparkan pembunuhan sangat mungkin dilakukan oleh seseorang yang dikenal dekat. Bahkan, diperkirakan sekitar 137 wanita dibunuh oleh anggota keluarga setiap hari.

“Berdasarkan hasil penelitian tesebut, berarti ada enam wanita yang dibunuh setiap jamnya oleh orang yang mereka kenal. Mereka sangat mungkin meninggal di tangan orang terdekat. Hal ini menjadikan rumah sebagai tempat paling berbahaya bagi seorang wanita,” kata Ketua UNODC, Yury Fedotov.

Meski demikian, persentase pria sebagai korban pembunuhan masih jauh lebih tinggi. Sekitar 80 persen korban pembunuhan global adalah pria. Tetapi, pembunuhan terhadap wanita juga terus meningkat akibat dari ketidaksetaraan gender, diskriminasi, dan stereotipe negatif yang terus berkembang.

Secara keseluruhan, kasus pembunuhan wanita oleh kerabat dekat di Asia menjadi yang terbanyak sepanjang 2017, dengan total 20.000 kasus. Selanjutnya adalah Afrika dengan 19.000 kasus, disusul Amerika Serikat 8.000 kasus, Eropa 3.000 kasus, dan terakhir Oseania 300 kasus.

Kesimpulan dari laporan tersebut menyoroti pentingnya pencegahan kejahatan dan kekerasan yang dilakukan terhadap wanita. UNODC menekankan perlu adanya langkah-langkah khusus guna meminimalisasi pembunuhan terhadap wanita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya