SOLOPOS.COM - Pementasan Pecas Ndahe di Kampus FSSR UNS, Selasa (4/9/2012) malam. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Pementasan Pecas Ndahe di Kampus FSSR UNS, Selasa (4/9) malam. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Bukan Pecas Ndahe kalau tak mampu mengocok perut para penontonnya. Kali ini, di grup musik humor asal Solo itu berhasil membuat para pengunjung Student Day Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (4/9/2012) malam terpingkal-pingkal dengan aksi kocak dua personil Pecas Ndahe, Burhan dan Doel Sumbing.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Tak hanya mengocok perut penonton dengan  humor mereka yang kental dengan misuh. Grup musik ini juga melontarkan sejumlah sindiran kepada para petinggi negeri maupun generasi muda saat ini.

“Sik- sik aku tak nyanyi sik, judule Semalam di Malaysia. Ketemu gadis, gadis Malaysia. Jegur kalen, kalen Malaysia. Ngidak telek, telek Malaysia. Ketemu babu, babu Indonesia,” nyanyi Doel yang langsung diikuti tawa para penonton.

“Kok ngono ta? Babu kok babu Indonesia? Hla yo to, sing asli akeh babu Indonesia sik di setrika awake nang luar negeri kono. Ning pejabat-pejabat sik gawene gur ngomong nang Teve kae isone gur ngene. Halah paling gur ngapusi  kui, opo iyo tenan ngono. Ngomonge mesti ngunu kuwi,”  timbal Burhan yang sontak membuat  penonton terpingkal-pingkal dan serentak bertepuk tangan.

Tak hanya menyindir para pejabat, kelompok musik humor, yang personelnya alumnus FSSR UNS itu juga mengkritik cara berpakaian anak muda zaman sekarang yang mereka nilai jauh dari budaya ketimuran.

“Kae mbak, mbak Kimcil kae. Nak nganggo celana tekan nduwur pupu.Hla aku kok rasana koyo pengen mblerek pupune trus tak kei  lerekan. Ben diarani legging, trus gak isin meneh,” sindir Burhan malam itu.

Hampir satu jam, Ndaser , nama penggemar Pecas Ndahe dan mahasiswa FSSR UNS disuguhi dengan humor-humor segar . Ditambah dengan sejumlah lagu plesetan, semakin malam suasana kian ramai.

Di menit-menit terakhir mereka pentas, dua anggota Pecas Ndahe ini juga sempat menyindir band beraliran Reggae yang bakal manggung, Samalona. Saat para personel Samalona tengah membenahi alat musik, tiba-tiba Burhan dan Doel bernyanyi dan menari ala reggae. “Wo yoo. Wo yoo.. nek wong nyanyi reggae ngunu kui koyo ora nduwe tungkak. Lak engko deloken rak jinjit terus. Woo yoo, woo yoo,” ucap burhan dan Doel sembari berjoget ala reggae di panggung tanpa diiringi musik.

Sementara, Band Samalona yang tampil malam itu disambut antusiasme para penonton yang mulai berdiri ke tengah panggung saat sapuan gitar salah satu pemain dimainkan. Menggeber enam lagu selama pentas, band ini berhasil menghipnotis para penggemarnya selama sekitar tiga puluh menit. “Kami senang, di sini [FSSR] kami serasa reuni dengan teman lawas di Pecas Ndahe. Yah senang saja,” ucap Manajer Band samalona, Iyok Andrianto, seusai pentas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya