SOLOPOS.COM - Petugas dari BPCB Jawa Timur menggali di lokasi yang disebut ada struktur batu di wilayah Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Rabu (15/9/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN — Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan ekskavasi di Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun dan menemukan struktur berbahan batu dan bata yang diduga sebagai candi.

Namun, lokasi ditemukannya struktur batu dan bata itu terdapat di area pemakaman umum masyarakat setempat. Sehingga ekskavasi besar-besaran belum bisa dilakukan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pamong budaya muda BPCB Jatim, Pahadi, mengatakan pihaknya datang ke Madiun untuk melakukan ekskavasi di wilayah Kecamatan Taman atas permintaan pemerintah setempat. Berdasarkan laporan, warga menemukan struktur batuan di pekarangan rumah warga di Kelurahan Demangan. Hal itu juga diperkuat dengan penelusuran literatur dari catatan Belanda pada 1937.

Baca juga: Di Sendang Kuncen, Tim Peneliti BPCB Jatim Temukan Saluran Air Kuno

Ekspedisi Mudik 2024

Pihaknya telah melakukan identifikasi lokasi dan melakukan penggalian di sembilan titik. Namun, hasilnya para arkeolog tidak menemukan stuktur berbahan bata maupun batu yang sesuai laporan warga.

Justru, kata dia, tim peneliti menemukan struktur batu yang sangat kompak berada di Jl. Kradenan di dekat titik ekskavasi di Kelurahan Demangan. Namun, pihaknya belum bisa mengetahui bentuk dan pola struktur batu itu.

“Tapi secara potensi batu batanya itu sangat banyak. Dan sekarang sudah menjadi makam umum. Di situ ada pohon besar. Di bawah akar pohon itu masih kita temukan struktur bata yang kompak dan masih tertata satu sama lain,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Senin (20/9/2021).

Untuk mengetahui pola dari struktur batu yang ditemukan itu, Hadi menyampaikan harus dilakukan lagi ekskavasi. Tetapi kendalanya adalah lokasi tersebut sudah menjadi makam umum.

Baca juga: Rombongan Gowes Wali Kota Malang Paksa Masuk Pantai yang Ditutup, Pemkot Berkilah Sudah Izin

Temuan Batu Diduga Candi di Makam

Dia menuturkan untuk melakukan penggalian di lokasi itu perlu adanya komunikasi dan kesepakatan bersama. Karena aspek sosial dan budaya di lokasi itu sangat kental.

“Jadi kalau kita mau mengejar akademis maupun arkeologisnya ini harus ada kesepakatan-kesepakatan dengan masyarakat. Agar tidak terjadi kesalahpahaman. Karena itu rawan konflik sosial,” ujarnya.

Berdasarkan laporan dari pemerintah Belanda, kata Hadi, struktur batu tersebut diduga bangunan candi. Namun, belum bisa mengetahui itu candi apa. Tim belum bisa menginterpretasikan karena motif dalam batuan yang ditemukan sudah aus. Selain itu juga tidak ditemuka angka tahun batu yang ditemukan di kawasan tersebut.

Baca juga: Ada Laporan Warga, BPCB Jatim Lakukan Ekskavasi di Demangan Madiun

Dugaan itu berdasarkan adanya temuan batuan berelief kala. Batuan relief itu biasanya berada di pintu bagian atas sebuah candi. Sedangkan di pekarangan warga juga ditemukan batu yang secara pola menunjukkan ambang pintu bagian bawah.

“Bukti-bukti itu mengarah pada pintu masuk ke ruang dalam candi. Beberapa batu ada juga pelipit. Itu umum dijumpai di batuan luar sebuah candi,” kata dia.

Pelipit dasar atau bagian atap, lanjut Hadi, berbahan batu andesit. Konteksnya bata yang ada di wilayah Setinggil, dia menyebut itu sebenarnya ada korelasi. “Mungkin batuan-batuan yang ada polanya tadi, itu beberapa komponen yang di bawah candi. Sedangkan candinya sendiri bebrahan bata. Ini bisa saja,” ujarnya.

Baca juga: 69 Orang Terkonfirmasi Covid-19, Klaster PTM di Jateng?

Struktur Batu Diduga Candi

Mengenai batu berpola yang tersebar itu, tim peneliti dari BPCB menyebut bahwa batu itu bisa saja diambil dari lokasi penemuan struktur batu di Setinggil. Batu tersebut diambil warga untuk kepentingan tertentu.

“Entah itu kepentingan rumah tangga atau sekedar untuk mendekatkan dengan kepercayaan. Nyatanya ini tersebar di rumah warga di Demangan,” ujar Hadi.

Dia menyebut ada dua Yoni yang ditemukan di wilayah Kelurahan Demangan. Padahal, umumnya Yoni itu berada di kawasan candi. Namum tim peneliti tidak menemukan lingga di lokasi itu.

“Temuan ini menguatkan bahwa itu bangunan suci, yaitu candi. Bisa saja batu Yoni itu berasal dari Setinggil. Yoni itu kini berada di rumah lurah, warga merawat itu, karena kalau di makam takut tidak terawat,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya