SOLOPOS.COM - Webinar kewirausahaan bertema Kiat Memulai Usaha di Masa Pandemi. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung kurang lebih dua tahun belakangan membawa dampak bagi hampir sebagian besar pelaku usaha. Mulai dari tidak tercapainya tujuan usaha hingga terpaksa gulung tikar mewarnai kondisi pelaku usaha sejak pertengahan tahun lalu. Namun pada kondisi seperti sekarang ini tidak sedikit pula bisnis yang justru melesat dan menjadi primadona.

Di Kota Salatiga khususnya, saat ini tengah berkembang sejumlah usaha yang justru makin banyak menarik minat konsumen. Menangkap peluang dengan menghadirkan makanan yang hanya tersedia di kota-kota besar, dapur Wieda berhasil mengambil hati masyarakat Salatiga.

Owner toko makanan yang mengawali usahanya dengan menu andalan kue donat yakni Wieda Nurfitri berbagi cerita bagaimana dia mengawali bisnisnya. Di hadapan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Wieda menuturkan dirinya harus melalui proses panjang hingga hasil karyanya dapat diterima oleh masyarakat Salatiga.

Baca juga: Dapat Hibah Rp500 Juta dari Kedaireka, UKSW Ciptakan AI Mining

“Bukan hal mudah untuk dapat menghasilkan produk serupa dengan sebuah merek yang hanya tersedia di kota besar. Diperlukan penelitian dan serangkaian proses uji coba karena saya membidik target pasar yang kalau makan roti harus enak banget,” kata Wieda.

Wieda yang hadir sebagai salah satu narasumber webinar kewirausahaan bertema Kiat Memulai Usaha di Masa Pandemi, yang digelar baru-baru ini juga membagikan tips untuk memulai sebuah usaha. Menurutnya, untuk menemukan target pasar dapat dilakukan dengan bergabung pada komunitas bisnis yang diminati sehingga dapat belajar mengenai pasar.

uksw salatiga
Owner Dapur Wieda Salatiga Wieda Nurfitri (istimewa)

Lebih lanjut pemilik toko kue di Ruko Grya Patra ini juga menyebut diperlukan totalitas saat membuat sebuah produk. Hal itu bermanfaat untuk mengikat emosional konsumen sehingga dapat memunculkan loyalitas. Wieda percaya hal tersebut bisa dimanfaatkan menjadi kendaraan promosi melalui testimoni pelanggan.

Selain Wieda, turut berbagi pengalaman seputar memulai bisnis baru dalam webinar yang diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Kemahasiswaan (LLK) UKSW yakni Aryanto Harry Wibowo, penggagas sekaligus owner aplikasi online Ojeg Salatiga (Osaga).

Baca juga: HI UKSW jadi Tuan Rumah Pertemuan Mahasiswa HI se-Indonesia

Aryanto menjelaskan bagaimana OSAGA bergerak dengan tujuan untuk membantu UMKM dan juga masyarakat yang kehilangan pekerjaan sebagai efek pandemi. Aryanto melihat secercah peluang di masa pandemi dimana terdapat larangan berkerumun sehingga banyak orang memanfaatkan jasa aplikasi online.

Promosikan UMKM

“Dengan tujuan untuk menambal kekurangan dari aplikasi ojek online yang sudah ada dimana jangkauannya adalah pasar nasional, Osaga berfokus pada UMKM kota Salatiga. Oleh karena itu kita bekerja sama dengan Pemerintah Kota Salatiga mempromosikan UMKM lokal melalui Osaga untuk bisa bertahan dimasa pandemi ini,” kata Wibowo.

Selain dua pelaku usaha hadir pula mewakili akademisi, dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UKSW, Ir. Lieli Suharti, MM., Ph.D sebagai narasumber. Dalam paparannya, Lieli mengidentifikasi peluang usaha di era new normal dan mengatakan bahwa banyak pelaku bisnis lama kewalahan menghadapi kondisi sekarang namun pelaku usaha baru justru melejit.

Baca juga: Dosen UKSW & Rekan Ciptakan SI SAGU demi Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Lieli menggambarkan bagaimana langkah menganalisa peluang usaha dimana saat ini telah terjadi perubahan model bisnis. Menurutnya hal ini ditandai dengan hadirnya aplikasi-aplikasi mobile yang dapat diakses secara online karena dianggap dapat menggantikan bisnis konvensional. Lieli dengan tegas menyebut para pelaku bisnis perlu beradaptasi menghadapi perubahan ini.

Lieli juga menyebut spesialisasi atau kekhasan perlu ditonjolkan agar menjadi nilai tambah. “Untuk memulai berbisnis kita bisa berangkat dari hal kecil, contohnya saja seperti trading atau reseller. Hal ini sangat cocok dilakukan karena model bisnis ini sesuai dengan model bisnis baru. Jika nanti sudah ada modal yang cukup bisa untuk memulai membuka franchise sampai membuat startup sendiri,” imbuh Ketua Program Studi Doktor Manajemen UKSW ini.

Rekomendasi
Berita Lainnya