SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO– Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo memastikan ketersediaan pupuk untuk petani di Kabupaten Makmur masih aman.

Kuota pupuk tersebut disesuaikan dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sehingga distribusi tidak akan melebihi kebutuhan. Berdasarkan data, kuota pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Sukoharjo di tahun ini jenis urea 10.150 ton, SP36 2.000 ton, ZA 3.272 ton, NPK 9.643 ton dan pupuk organik 4.947 ton. Kuota ini sesuai dengan surat keputusan Provinsi Jawa Tengah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjianti memastikan meski kuotanya turun dibanding tahun sebelumnya, namun ketersediaan pupuk bersubsidi sejauh ini masih mencukupi kebutuhan petani. “Tahun ini kuota pupuk bersubsidi lebih rendah. Jika pada 2018 lalu alokasinya berjumlah 33.082 ton untuk lima jenis pupuk, yaitu urea, SP36, ZA, NPK dan organik. Saat ini kuota kita 30.012 ton,” katanya, Selasa (12/2.2019).

Netty mengatakan, kebutuhan pupuk bersubsidi dihitung berdasarkan luasan lahan yang digarap petani per tahun. Rata rata sawah di Sukoharjo diolah untuk tiga kali masa tanam dalam satu tahun. Apabila terjadi kekurangan dinas pertanian akan kembali meminta tambahan kuota ke pusat. “Tidak masalah, kalau kurang dinas bisa mengajukan penambahan ke pusat,” kata dia.

Netty mengimbau kepada para petani melakukan tanam secara serenta pada musim tanam awal tahun ini. Kebijakan tersebut juga dipicu dengan kebutuhan irigasi yang melimpah karena intensitas hujan tinggi di semua wilayah serta adanya ketersedian pupuk. Tanam serentak dikerjakan guna meningkatkan produktivitas panen secara maksimal di awal tahun, baik dari segi kuantitas maupun kualitas beras. “Mumpung kondisi cuaca baik maka penanaman harus dimaksimalkan,” imbuhnya.

Lebih lanjut Netty mengatakan  pada musim penghujan seperti saat ini lahan padi juga berpotensi kebanjiran. Berbagai upaya dilakukan guna penanggulangan banjir, seperti menyiapkan bantuan benih untuk mengganti kerugian petani. Selain itu menyiapkan alat pompa air untuk digunakan mengurangi debit air yang merendam lahan pertanian. Pihaknya juga meminta para petani melalui kelompok tani melaporkan kondisi darurat jika terjadi banjir ke dinas ppertania. “Ada alat yang disimpan kantor dinas, ada juga yang dititipkan di Makodim,” pungkasnya.

Salah satu petani di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto mengatakan petani mulai melakukan musim tanam pertama. Berbagai langkah dilakukan petani dalam menghadapai musim tanam tersebut dari mengamankan pasokan ketersediaan pupuk dan antisipasi serangan hama. “Ketersediaan pupuk masih aman. Untuk serangan hama yang kita waspadai dari serangan tikus dan hama sundep,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya