SOLOPOS.COM - Petugas laboratorium Unit Transfusi Darah (PMI) Sragen memeriksa kantong darah yang disimpan di pendingin udara di PMI Sragen, Senin (27/6/2016). Stok darah PMI menipis karena hanya bisa memenuhi kebutuhan tiga hari ke depan. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Stok darah PMI Sragen menipis dan membuat pengurus PMI mengamen di gereja dan masjid.

Solopos.com, SRAGEN–Palang Merah Indonesia (PMI) Sragen mengamen ke masjid dan gereja untuk memenuhi stok darah. Stok darah per Senin (27/6/2016) hanya tinggal 256 kantong untuk golongan A, B, O, dan AB. Ratusan kantong tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan darah selama 3-4 hari ke depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk menjamin stok darah, PMI menyediakan suvenir berupa kaus dan parcel kepada para pendonor. Kepala Unit Transfusi Darah PMI Sragen, dr. Idah Widosari N., saat ditemui Solopos.com, Senin, mengatakan animo masyarakat pada Ramadan tahun ini meningkat bila dibandingkan tahun lalu.

Dia mengatakan PMI menyediakan 800 potong kaus hingga kini tinggal 80 potong. Dia berencana pesan kaus 300 potong lagi untuk mengejar stok darah sebelum Lebaran.

“Kami aktif mencari pendonor. Kami mengirim SMS kepada pelanggan donor mereka pun datang setelah berbuka puasa. Selain itu, kami juga mengamen ke masjid dan gereja setiap hari 2-3 tim. Tahun lalu kami sampai mengamen ke Alun-alun tetapi tahun ini banyak permintaan dari masjid, karangtaruna, dan gereja,” ujarnya.

Semua upaya tersebut dilakukan PMI untuk menjamin kebutuhan darah. Idah menyampaikan stok darah 200-an kantong itu hanya cukup untuk melayani permintaan darah selama 3-4 hari ke depan. Permintaan darah harian, kata dia, mencapai 50 kantong lebih di 11 rumah sakit (RS) yang ada di Kabupaten Sragen.
Idah menargetkan bisa mendapatkan 17.000 kantong darah sepanjang 2016. Target tersebut meningkat bila dibandingkan realisasi pada 2015 sebanyak 16.000 kantong darah.

Untuk menjamin kesehatan darah, Idah melakukan screening darah lewat metode Eclia Clia, yakni metode untuk mendeteksi penyakit menular berbahaya dalam darah. Lewat metode itu, kata dia, Idah bisa mengetahui darah yang terkontaminasi hepatitis, sipilis, hingga HIV/AIDS.

“Ketika ditemukan darah yang terkontaminasi penyakit tersebut harus dimusnahkan. Selama 2016, kami menemukan enam kantong yang terkontaminasi HIV/AIDS. Tahun lalu ada 10 kantong darah,” tambah dia.

Sementara itu, Kepala Markas PMI Sragen, Dwi Purwanto, bakal mendirikan tiga posko mudik Lebaran untuk melayani permintaan darah dari masyarakat atau permintaan donor dari masyarakat serta pelayanan mudik Lebaran. Posko itu didirikan di Stasiun Kereta Api Sragen dan di Jl. Gemolong-Tanon, tepatnya sebelah timur SMK Sakti Gemolong.

“Posko kami mandiri dan tidak bergabung dengan posko dari Polres Sragen. Kami ingin menunjukkan eksistensi PMI untuk masyarakat. Kami akan tempatkan 15 orang per hari dengan tiga sif. Per sif ada lima orang petugas penjaga,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya