SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras di gudang Bulog. (JIBI/Solopos/Dok.)

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Stok Beras di Pati jadi perhatian Bulog Sub Divre II. Hingga Februari 2015, Bulog belum melakukan penyerapan beras dari tingkat petani

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Kanalsemarang.com, PATI—Perum Bulog sub Divre II Pati, Jawa Tengah, hingga Februari 2015 belum melakukan penyerapan (membeli) beras petani melalui mitra kerjanya karena harga jual beras di pasaran masih cukup tinggi.

“Sementara harga pokok pembelian (HPP) beras untuk sementara masih mengacu Inpres Nomor 3/2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras,” kata Kepala Perum Bulog sub-Divre II Pati Khozim seperti dikutip Antara, Rabu (25/2/2015).

Di dalam inpres tersebut, ditetapkan HPP untuk gabah kering giling (GKG) Rp4.200 per kilogram, sementara HPP beras Rp6.600/kg.

Dengan patokan harga sebesar itu, kata dia, mitra Bulog tentu belum berani melakukan pembelian karena harga jual beras di pasaran dipastikan melonjak tinggi.

Hingga kini, kata dia, belum satu pun mitra yang menyetorkan berasnya ke Perum Bulog.

“Tentunya mereka masih menunggu inpres terbaru dengan HPP yang berbeda dengan inpres sebelumnya agar bisa melakukan penyerapan,” ujarnya.

Sementara stok beras yang dikuasai Perum Bulog Pati, kata dia, sebesar 38.000 ton setara beras yang tersebar di beberapa gudang milik Perum Bulog.

Jumlah tersebut, lanjut dia, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lewat penyaluran beras bagi masyarakat miskin hingga bulan Agustus 2015.

Puluhan ribu ton beras tersebut, tersimpan di sejumlah gudang Bulog yang tersebar di lima kabupaten, yakni Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, Rembang, dan Blora.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya