SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi melakukan inspeksi mendadak di Gudang Bulog Karanganyar, Jumat (11/3/2016). (Istimewa/Sekretariat Negara)

Perum Bulog harus menambah sarana infrastruktur untuk mendukung produksi dan distribusinya.

Harianjogja.com, JOGJA-Melalui Peraturan Presiden No.48/2016 pada 25 Mi 2016, Pemerintah menugaskan badan usaha milik negara (BUMN) untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat produsen dan konsumen. Pangan yang dimaksud tidak hanya beras atau padi tetapi juga jagung dan kedelai. Hal ini pun membuat Perum Bulog harus menambah sarana infrastruktur untuk mendukung produksi dan distribusinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, penambahan gudang untuk komoditas non beras akan segera dilakukan. Setidaknya, Bulog akan mendirikan lebih dari 20 unit gudang untuk menyimpan komoditas selain beras. “Penambahan gudang lebih diprioritaskan untuk di luar Jawa,” katanya saat ditemui di Hotel Inna Garuda, Sabtu (19/11/2016).

Di luar Jawa, potensi produksi jagung dan kedelai cukup besar. Ia mencontohkan, salah satu daerah penghasil jagung ada di Gorontalo sehingga besar kemungkinan infrastruktur berupa gudang penyimpanan akan dibangun di situ. Selama ini, banyak gudang yang masih berstatus milik swasta sehingga Bulog membayar dengan sistem sewa. Pihaknya pun menyambut baik niat dari beberapa pemerintah daerah yang bersedia menyediakan tanah untuk dibangun menjadi gudang.

Ke depan, Bulog akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memetakan daerah mana saja yang memiliki potensi produksi jagung dan kedelai besar. Tak hanya jagung dan kedelai, Bulog juga dipercaya untuk mengelola gula pasir sehingga penambahan gudang dirasa sangat diperlukan untuk menunjang upaya stabilisasi harga pangan pada tingkat produsen dan konsumen serta upaya menjaga ketersediaan pangan.

Sementara itu, DIY sendiri juga akan mempersiapkan penambahan gudang pada 2017 mendatang. Kepala Perum Bulog Divre DIY Miftahul Adha saat ditemui di lokasi yang sama mengatakan, penambahan gudang akan dilakukan di Sleman dan Kulonprogo. “Kita siapkan gudang berkapasitas 1.000 ton per komoditas,” katanya. Jika masih tidak cukup, Bulog akan menyewa pada pihak lain.

Saat ini, sudah ada empat unit gudang di DIY yang tersebar di Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Terkait penugasan baru padi, jagung, kedelai (pajale), Bulog DIY akan menyerap komoditas dari luar daerah jika produksi di DIY kurang. Hal tersebut mengingat jumlah area lahan kedelai di DIY semakin menurun. Sementara untuk padi, saat ini Bulog sedang mempersiapkan gudang yang akan menampung hasil serapan petani yang diperkirakan akan memasuki masa panen pada Februari tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya