SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO-Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo memastikan stok dan pengendalian harga beras selama Bulan Puasa  hingga Lebaran di Kabupaten Makmur dalam kondisi aman.

Panen raya padi dinilai mampu memberikan jaminan pemenuhan stok dan pengendalian harga tersebut. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjianti mengatakan panen padi di Sukoharjo secara bertahap sudah dilakukan sejak akhir Maret lalu. Puncaknya panen raya terjadi pada April lalu dimana ada peningkatan secara signifikan. Hasil melimpah juga diimbangi dengan kualitas gabah hasil panen.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Jadi stok beras kami melimpah di Bulan Ramadan ini sampai Lebaran nanti,” kata Netty, Senin (6/5/2019).

Dengan stok beras yang melimpah secara otomatis akan berdampak pada harga beras yang stabil. Selain itu hasil panen juga dinilai mampu dimaksikalkan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal warga Sukoharjo. Selanjutnya dapat memberikan kontribusi ketahanan pangan nasional sebagai daerah swasembada pangan.

“Panen padi rata-rata petani per hektarenya menghasilkan tujuh ton beras. Jadi sangat melimpah,” katanya.

Saat ini, Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo terus melakukan pemantauan di lapangan khususnya berkaitan dengan stok beras dengan melibatkan pihak terkait. Hal itu dilakukan sebagai bentuk jaminan pada masyarakat saat Ramadan. “Dari hasil pemantauan kami panen padi petani mayoritas terserap lokal. Sedangkan sisanya dikirim untuk memenuhi kebutuhan pangan di luar daerah,” imbuhnya.

Netty berharap memasuki Mei ini para petani bisa segera melakukan tanam padi kembali setelah panen. Sebab petani sudah memiliki modal setelah menjual hasil panen padi sebelumnya. Selain itu kebutuhan air untuk pertanian di Sukoharjo masih sangat melimpah dengan sumber utama dari Dam Colo. Selain itu suplai air juga didapat petani dari Sungai Bengawan Solo, Waduk Mulur, dan saluran irigasi di sejumlah wilayah. Ketersediaan air menjadi jaminan bagi petani mulai sejak tanam sampai panen.

“Kami sudah minta petugas-petugas penyuluh untuk menyosialisasikan ke petani untuk mempercepat masa tanam kembali. Meski masih ada beberapa wilayah yang belum memulai tanam padi lagi,” katanya.

Percepatan dilakukan karena menyesuaikan dengan stok air yang masih melimpah. Selain itu juga dipengaruhi faktor kondisi cuaca yang diprediksi sebentar lagi memasuki musim kemarau. Peralihan cuaca dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi lahan pertanian.

Petani Desa Cangkol, Widodo, 50, mengaku mulai menyiapkan masa tanam II di tahun ini. Berbagai persiapan telah dilakukan terutama mengantisipasi serangan hama saat masa tanam dimulai. Serangan hama yang diwaspadai adalah keong dan sundep.

Menurutnya serangan hama akan mengakibatkan tanaman padi rusak setelah batangnya dimakan keong. “Jadi kami mewaspadai hama keong dan sundep. Jangan sampai padi yang baru kita tanam rusak dimakan keong dan sundep,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya