SOLOPOS.COM - Kondisi rumah bertingkat di Desa Wanglu, Kecamatan Trucuk, Klaten, yang dipasangi stiker keluarga miskin, Rabu (18/12/2019). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Stiker keluarga miskin di rumah berlantai dua di Dukuh Telukan, Desa Wanglu, Trucuk, Klaten, akhirnya dilepas. Hal itu dilakukan setelah pemilik rumah itu mengundurkan diri sebagai penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

*BACA: Rumah 2 Lantai di Trucuk Klaten Dipasangi Stiker Miskin

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengunduran diri itu dilakukan saat tim penempelan stiker desa beserta TKSK Trucuk dan Koordinator Kabupaten Program Keluarga Harapan (PKH) Klaten mendatangi rumah milik Erna itu, Sabtu (21/12/2019) siang.

Setelah Erna menandatangani surat pengunduran diri, tim lantas melepas stiker keluarga miskin yang sejak Selasa (17/12/2019) dipasang di tembok bagian depan rumah berlantai dua tersebut.

Hamil 6 Bulan, Wanita Ini Bersama Suami 35 Kali Tipu Toko Emas di Solo

"Sudah mengundurkan diri dengan ikhlas. Tidak ada pendekatan sebelumnya. Tadi langsung bersama-sama datang dan bersangkutan menyatakan mengundurkan diri," kata Kepala Desa (Kades) Wanglu, Guwono, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (21/12/2019) sore.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Trucuk, Mariyadi, juga menegaskan Erna mundur secara sukarela.

"Kami bersama tim dari desa ke rumah penerima BPNT [bantuan pangan nontunai] melakukan silaturahmi dan pendekatan untuk memberikan pemahaman terkait penempelan stiker. Hasilnya, dengan penuh kesadaran dari penerima akhirnya mengundurkan diri," kata Mariyadi.

Gibran Rajin Blusukan, Purnomo: Orang Baru Perlu Dikenal Masyarakat

Koordinator Kabupaten PKH Klaten, Theo Markis, mengatakan keluarga Erna tercatat sebagai penerima BPNT sejak Oktober 2018.

Lantaran sudah mengundurkan diri, operator desa segera mengeluarkan keluarga Erna dari Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIS-NG).

Selain BPNT, keluarga Erna juga tercatat memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Namun leading sector yang menangani KIS dan KIP di tingkat pusat berbeda dengan kami. Jadi proses [mencabut kepesertaan] menunggu proses sinkronisasi data baru bisa keluar dari KIS dan KIP. Saat ini, kartu masih dipegang yang bersangkutan,” kata dia.

Ada Tato Wanita Nyaris Bugil di Lengan Kiri Habib Husein Alatas

Kepada tim yang mendatangi rumahnya, Erna mengatakan rumah berlantai dua dibangun adiknya yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Jepang.

Rumah yang dibangun setahun terakhir itu belum rampung proses pembangunannya. Sementara suami Erna, Marino, bekerja sebagai buruh serabutan.

“Saat [keluarga Erna] masuk menjadi penerima BPNT, rumah berlantai dua belum terbangun,” jelas Theo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya