SOLOPOS.COM - Pemerintah Kabupaten Klaten melalui Dinas Komunikasi Informatika (Kominfo) menambah daya akses Internet bagi masyarakat pengungsi. (istimewa/Dinas Kominfo Klaten)

Solopos.com, KLATEN – Status tanggap darurat bencana letusan Gunung Merapi diperpanjang hingga akhir tahun 2020. Perpanjangan status tanggap darurat itu menyusul status aktivitas vulkanik Merapi yang masih level siaga.

Perpanjangan status tanggap darurat itu berdasarkan surat pernyataan Nomor 360/748/2020. Selain itu ada surat keputusan (SK) Bupati Klaten nomor 360/343 tahun 2020. Kedua surat itu bertanda tangan Bupati Klaten, Sri Mulyani, tertanggal 15 Desember 2020.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam SK perpanjangan status tanggap darurat itu, Bupati menyatakan perpanjangan status tanggap darurat bencana letusan Gunung Merapi berlangsung selama 16 hari terhitung mulai 16 Desember hingga 31 Desember 2020.

Surati Bupati, Ratusan Tenaga Honorer K2 Sragen Minta Ini Untuk 2021

Perangkat daerah harus segera menjalin koordinasi dengan pihak terkait dan masyarakat untuk mengambil langkah antisipasi penanganan bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, menjelaskan perpanjangan status tanggap darurat Merapi mengacu rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

Peningkatan Status

“BPPTKG menyatakan Merapi masih pada status siaga. Oleh karena itu masa tanggap darurat kami perpanjang lagi,” kata Sip Anwar, Minggu (20/12/2020).

Flyover Purwosari Solo Dibuka Senin Pukul 08.00 WIB, Begini Pengaturan Lalu Lintasnya

BPPTKG meningkatkan status Merapi dari level waspada ke siaga sejak 5 November 2020. Seiring peningkatan status itu, ada perkampungan tiga desa yakni Balerante, Sidorejo, dan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, masuk daerah rawan bahaya erupsi Gunung Merapi.

Sejak peningkatan status aktivitas vulkanik Merapi, sebagian warga terutama kelompok rentan (lansia, balita, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan difabel) dari wilayah Balerante dan Tegalmulyo mengungsi ke tempat evakuasi sementara (TES) pada masing-masing kantor desa.

Kumulatif Positif Covid-19 Solo Hampir Tembus 4.000, Daya Tampung RS Kian Menipis

Selama masa tanggap darurat erupsi Merapi wilayah Klaten itu, sebagian ada yang bertahan selama 24 jam di TES, ada pula yang mengungsi ketika malam. Selain penduduk, ternak dari daerah rawan bahaya sebagian juga sudah mereka ungsikan.

Sementara itu, warga di daerah rawan bahaya erupsi Merapi Desa Sidorejo belum mengungsi atau masih bertahan dalam rumah mereka masing-masing. Terkait perpanjangan status tanggap darurat, Sip Anwar menjelaskan untuk sementara warga diimbau bertahan di TES.

Kecukupan Logistik

“Saya berharap pengungsi masih bersabar. Saya juga mengerti kondisi mereka pasti ada yang jenuh dan sebagainya. Tetapi mau bagaimana lagi, yang penting mengutamakan keselamatan,” urainya.

Datang Lagi ke Giriroto Boyolali, Menteri Pertanian Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan

Soal kebutuhan logistik, Sip Anwar mengatakan hingga kini masih mencukupi. Saban hari ada petugas BPBD yang berkoordinasi dengan pengelola TES untuk memastikan kecukupan logistik.

Sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani, meminta para pengungsi dari daerah rawan bahaya erupsi untuk sementara waktu bertahan di TES sembari menunggu perkembangan aktivitas Gunung Merapi. Hal itu dia sampaikan menanggapi sebagian pengungsi di TES yang mulai merasa jenuh.

“Demi keselamatan jangan pernah jenuh. Karena ini bencana yang tidak bisa diprediksi. Tentunya harus saling melindungi dan mengingatkan serta keselamatan dan kesehatan itu paling utama,” kata Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya