SOLOPOS.COM - Warga Dusun Gedong Ijo, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang berjalan menuruni jalan setapak usai mencari rumput di lereng Merapi, Kamis (1/5/2014). Peningkatan status Gunung Merapi menjadi waspada tidak mempengaruhi aktivitas warga. (JIBI/Solopos/Shoqib Angriawan)

Solopos.com, KLATEN--Sejak status ditingkatkan menjadi level II atau Waspada, suara dentuman dari Gunung Merapi masih saja terdengar. Kendati demikian, warga yang tinggal di lereng Merapi menanggapi biasa fenomena tersebut dan beraktivitas seperti biasa.

Kaur Kesra Desa Tegalmuyo, Pekik, mengatakan pihaknya mendengar setidaknya tiga kali suara dentuman dari arah Gunung Merapi pada Rabu (30/4/2014). Suara tersebut memang sempat membuat warga takut jika sewaktu-waktu Merapi mengalami erupsi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah mendengar suara dentuman tersebut, menurutnya, warga langsung berusaha untuk memantau kawasan puncak. Setelah dirasa aman, warga kemudian melanjutkan aktivitas mereka. “Suara dentuman itu seperti petir yang menggelegar. Warga memang sempat panik, namun langsung memantau kondisi puncak, setelah aman ya warga biasa langsung beraktivitas kembali,” paparnya kepada wartawan saat ditemui di Dusun Gedong Ijo, Desa Tegalmulyo, Kamis (1/5/2014).

Kendati demikian, sambungnya, bukan berarti kondisi tersebut membuat warga lengah. Pasalnya, hingga saat ini warga juga sudah siap jika sewaktu-waktu diminta mengungsi.

Total, ada sekitar 4.600 warga yang tinggal di Desa Tegalmulyo yang berjarak 4 Kilometer dari puncak Merapi tersebut. “Sejak status Merapi meningkat, warga sudah selalu siaga. Bahkan ada yang siap menyediakan armada,” imbuhnya.

Pihak desa juga sudah menyiapkan titik kumpul sementara di kediaman masing-masing ketua RT. “Jika kondisi memang sangat berbahaya, warga bisa langsung mengevakuasi diri mereka di titik kumpul terdekat, yakni di tempat Pak RT. Jika kondisi tidak memungkinkan bisa langsung ke titik kumpul yang lebih aman,” tegasnya.

Sementara, salah satu warga Dusun Gedong Ijo, Nur Hanifah, 22, mengaku takut dengan suara dentuman yang terdengar selama beberapa hari terakhir. Namun, dia mengatakan kejadian tersebut merupakan hal biasa.

“Sebenarnya tetap takut, apalagi kalau malam kan puncak tidak terlihat. Belum lagi kalau ada getaran, tapi itu sudah biasa,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Kamis.

Pantauan solopos.com, peningkatan status Merapi menjadi waspada tidak mempengaruhi aktivitas masyarakat lereng Merapi. Bahkan, warga juga tetap mencari rumput di lereng Merapi yang letaknya cukup dengan dengan kawasan puncak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya