SOLOPOS.COM - Ilustrasi Gunung Merapi (JIBI/Dok)

Solopos.com, KLATEN--Naiknya status Gunung Merapi dari normal menjadi waspada pada Selasa (29/4/2014) pukul 24.00 WIB, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten melakukan sejumlah persiapan. Di antaranya berkoordinasi dengan sukarelawan dan perangkat desa di lereng Merapi.

“Kemarin [Selasa] pukul 24.00 WIB, kami menerima surat dari Balai Penelitian dan Penyelidikan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta (BPPTKG) tentang status Merapi yang naik menjadi waspada. Lalu, pagi ini [Rabu (30/4)] kami mengecek ke lapangan untuk mengetahui kondisinya,” kata Kepala BPBD Klaten, Sri Winoto, saat ditemui wartawan, Rabu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Winoto menambahkan pada Selasa pukul 20.00 WIB, ia sempat naik ke Glagahsari atau sekitar tiga kilometer dari puncak Merapi untuk mengecek suara dentuman yang sering terdengar warga. Saat itu, ia juga mendengar suara dentuman tersebut beberapa kali.

“Sekitar pukul 22.00 WIB, saya di Balerante dan saya mendengar tiga kali suara dentuman, tetapi tidak disertai suara gemuruh. Pagi ini [Rabu], visual Merapi juga masih cerah dan aktivitas warga juga masih seperti biasa,” ujarnya.

Terkait naiknya status Merapi, BPBD Klaten menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan perangkat desa dan sukarelawan di wilayah lereng Merapi. Selain itu, juga mempersiapkan peralatan, personel, dan tiga selter pengungsian. Ia juga melakukan pengaturan pengamanan jalur evakuasi di tengah, barat, dan timur.

“Besok [Kamis (1/5)] malam, kami akan berkoordinasi dengan sukarelawan dan perangkat desa di Kecamatan Kemalang. Kegiatan itu untuk protap evakuasi sehingga tidak ada kegiatan yang tumpang tindih. Kami juga akan membagikan HT [handy talky]  untuk sukarelawan di 13 desa. Sedangkan imbauan kami kepada warga, jika kondisinya Merapi membahayakan segera evakuasi mandiri,” tuturnya.

Sementara itu, menurut informasi yang dihimpun solopos.com dari BPPTKG dan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), laporan kenaikan status merapi dari normal ke waspada berlaku mulai Selasa (29/4) pukul 24.00 WIB. BPPTKG menutup jalur pendakian untuk sementara waktu, kecuali untuk penyelidikan dan penelitian dalam rangka upaya mitigasi bencana erupsi Merapi.

Sementara, dari hasil evaluasi pada 20-29 April 2014, tercatat ada gempa guguran sebanyak 37 kali, gempa fase ada 13 kali, gempa hembusan asap sebanyak empat kali, gempa tektonik sebanyak 24 kali, dan gempa frekuensi rendah sebanyak 29 kali. Peningkatan signifikan terjadi pada jenis gempa frekuensi rendah. Sementara, dari pos-pos pengamatan Gunung Merapi, ada laporan suara dentuman berulang kali hingga radius delapan kilometer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya