SOLOPOS.COM - Petugas dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Nyoman Budhiana)

Status Gunung Agung di Bali naik ke siaga terhitung mulai hari ini pukul 21.00 Wita.

Solopos.com, DENPASAR — Status Gunung Agung secara resmi dinaikkan menjadi level Siaga dari sebelumnya level Waspada? terhitung mulai pukul 21.00 Wita.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM merekomendasikan masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung tidak beraktivitas di radius 6 km dari kawah puncak Gunung Agung atau elevasi di atas 950 mdpl. Selain itu ditambah perluasan sektoral ke arah utara, tenggara, dan selatan barat daya sejauh 7,5 km.

?”Zona ini harus kosong dari aktivitas masyarakat,” tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam siaran tertulisnya, Senin (18/9/2017).

Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan diharap untuk tetap tenang namun tetap menjaga kewaspadaan. Tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Agung yang tidak jelas sumbernya. PVMBG Badan Geologi terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Bali, dan BPBD Kabupaten Karangasem dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Agung.

BNPB dan BPBD terus melakukan langkah-langkah antisipasi. BPBD Provinsi Bali bersama Bupati Karangasem, TNI, Polri, Kepala OPD, Camat dan Kepala Desa se-Kabuaten Karangasem telah melakukan rapat koordinasi membahas tentang kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat menghadapi letusan Gunung Agung pada Minggu (17/9/2017).

Sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan dimana dalam sosialisasi tersebut dihimbau masyarakat untuk menyiapkan tas yang berisi pakaian, makanan, barang berharga yang akan digunakan untuk mengungsi jika sewaktu-waktu Gunung Agung meletus.

BNPB segera mendampingi BPBD untuk menyusun rencana kontinjensi menghadapi letusan Gunung Agung. Rencana kontinjensi ini disusun melibatkan berbagai pihak dengan mengacu pada tingkat ancaman dari letusan Gunung Agung beserta scenario terburuk di dalam penanganannya.

Pasca kenaikan status ke Level II (Waspada) pada 14/9/2017, pengamatan visual Gunung Agung dari Pos Pengamatan di Rendang menunjukkan eembusan solfatara setinggi 50 meter dari bibir kawah dengan intensitas putih tipis dengan tekanan lemah. Tingkat kegempaan Gunung Agung secara umum tampak masih menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental, aktivitas Gunung Agung teramati semakin meningkat dari kondisi Level II (Waspada). Kegempaan-kegempaan vulkanik mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik gunung itu sedang tidak stabil sehingga probabilitas untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat.

Kemungkinan letusan Gunung Agung perlu diwaspadai mengingat sudah cukup lama gunung ini tidak meletus. Badan Geologi mencatat bahwa letusan pada 12 Maret 1963 berskala VEI 5, dengan tinggi kolom erupsi setinggi 8-10 km di atas puncak dan disertai oleh aliran piroklastik yang menghancurkan beberapa desa di sekitar.

VEI merupakan skala pengukuran relatif letusan gunung. Gunung Agung dengan VEI 5 dideskripsikan mengalami erupsi sangat besar. Saat itu letusan menewaskan sekitar 1.100 jiwa, yang sebagian terkena aliran lahar.

Karakter dari letusan Gunung Agung dicirikan oleh erupsi-erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif dengan pusat kegiatan di Gunung Agung yang terletak di dalam Kawah Gunung Agung. Dalam sejarah aktivitasnya, erupsi Gunung Agung mengindikasikan potensi ancaman bahaya berupa jatuhan piroklastik, aliran piroklastik, dan aliran lava.

Daerah yang berpotensi terancam jatuhan piroklastik dapat tersebar di sekeliling G. Agung tergantung pada arah angin. Dengan kondisi aktivitas seperti saat ini maka jika terjadi letusan, potensi bahayanya diperkirakan utamanya berada di area tubuh gunung yang berada di lereng utara, tenggara, dan selatan.

Ancaman bahaya secara langsung berada di daerah utara gunung, terutama di daerah aliran Sungai Tukad Tulamben, Tukad Daya, Tukad Celagi yang berhulu di area bukaan kawah, Sungai Tukad Bumbung di tenggara, Pati, Tukad Panglan, dan Tukad Jabah di selatan. Lokasi-lokasi itu berpotensi terpapar aliran piroklastik dan lahar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya