SOLOPOS.COM - Sipar, 70 dan Ngadiyo 50, sedang berbincang di teras rumah mereka di Dukuh Badran Rejo, Kelurahan Kemiri, Rabu (24/10). Meski beberapa rumah sudah mendapat bantuan perbaikan dari aparat setempat, masih banyak rumah warga di dukuh tersebut yang masih beratapkan bambu dan beralaskan tanah. (JIBI/SOLOPOS/Dian Erika Nugraheny)

Sipar, 70 dan Ngadiyo 50, sedang berbincang di teras rumah mereka di Dukuh Badran Rejo, Kelurahan Kemiri, Rabu (24/10). Meski beberapa rumah sudah mendapat bantuan perbaikan dari aparat setempat, masih banyak rumah warga di dukuh tersebut yang masih beratapkan bambu dan beralaskan tanah. (JIBI/SOLOPOS/Dian Erika Nugraheny)

Adi, 23 dan Pardi, 37, sedang meratakan tanah di depan rumah mereka ketika Solopos.com bertandang. Kedua warga Dukuh Badran Rejo, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo ini mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap selama beberapa tahun terakhir. Menurut keduanya, sehari-hari mereka hanya memanfaatkan panggilan kerja dari tetangga mereka. “Pekerjaan kami ya buruh kecil-kecilan, itu pun kalau ada orang yang menyuruh, entah mencangkul ladang, membantu menggarap rumah atau lainnya. Selebihnya ya menggarap kebun sendiri yang sempit ini. Bisa dikatakan 80% penduduk dukuh ini bekerja sebagai buruh,” kata Pardi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Keduanya mengaku belum merasakan perubahan signifikan sejak desa mereka (Desa Kemiri) berubah status menjadi kelurahan sejak awal 2012 lalu. Menurut Adi masih banyak rumah tetangganya yang kondisinya memprihatinkan. “Kemajuan yang paling bias dilihat ya jalan raya bercor beton dari kota ke kecamatan. Rumah berdinding bambu (gedhek) dan berlantai tanah di dukuh kami masih banyak. Meski karang taruna aktif, banyak pemuda yang masih menganggur, sementara ibu-ibu hanya di rumah saja, tidak ada samben,” paparnya.

Adi mengatakan ada kemungkinan bagi warga untuk beralih pekerjaan menjadi pedagang. Namun, selama ini rata-rata warga belum memiliki modal yang cukup untuk memulai kegiatan berdagang. Dengan adanya perubahan status desa menjadi kelurahan, ia berharap ada sedikit suntikan modal bagi warga kecil sepertinya.

Sementara itu, Sipar, warga Badran Rejo lain mengaku pasrah dengan kondisi rumahnya yang masih meprihatinkan. Perempuan 70 tahun ini mengatakan sejak rumahnya berdiri puluhan tahun lalu, belum pernah sekali pun diberi bantuan oleh pemerintah setempat. Padahal, rumahnya yang masih berlantai tanah dan berdinding bambu tersebut rawan bocor di musim hujan. Menurut Sipar, beberapa tetangga yang bernasib sama sepertinya sudah mendapat bantuan, baik menyemen lantai maupun memperbaiki fondasi rumah. “Saya hanya pasrah saja, kan saya dan suami sudah tua. Dikasih bantuan diterima, jika tidak ya tidak apa-apa,” tuturnya.

Ditemui terpisah, Kartinah, 40, salah satu guru di TK Pertiwi 1 Kemiri mengatakan meski lingkungan pedesaan masih terasa di Kemiri tetapi sudah ada perkembangan cukup baik di bidang sarana pendidikan. Sebagai tenaga pendidik, ia merasa terbantu dengan dibangunnya satu lokal gedung baru untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di TK-nya.

Lurah Kemiri, Dwi Sundarto, mengatakan saat ini kondisi kelurahan memang masih dalam tahap perbaikan infrastruktur. “Masih persiapan untuk menuju lingkungan yang lebih baik, beberapa di antaranya dengan perbaikan jalan dan selokan. Kalau soal rumah keluarga miskin akan kami tangani bertahap, baik lewat dana anggaran kelurahan, APBD maupun Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM). Untuk pembangunan tahap selanjutnya, kami masih menghimpun masukan dari warga dan pemkab,” paparnya.

Labih lanjut ia menjelaskan, untuk mengembangkan ekonomi warga pihaknya masih mencari potensi lain di Kemiri selain tanaman pepaya. “Selama ini bapak-bapak lebih banyak bekerja di ladang sementara ibu-ibu berjualan susu. Kami perkirakan akan terjadi transisi pola pekerjaan dari berladang ke sector jasa jika pengaruh perkotaan makin meluas, nantinya transisi itu yang akan kita bina,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya