SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Semarangpos.com, SEMARANG – Sebanyak delapan desa di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) terancam kehilangan statusnya sebagai <a title="32 Desa Wisata Terbaik Jateng Pamer Potensi Wisata di Alun-Alun Ungaran" href="http://semarang.solopos.com/read/20180715/515/927922/32-desa-wisata-terbaik-jateng-pamer-potensi-wisata-di-alun-alun-ungaran">desa wisata.</a> Kedelapan desa itu berpotensi kehilangan status karena dianggap tidak aktif dalam mengembangkan potensi wisata di daerahnya.</p><p>"Mungkin, jelas mungkin [status desa wisata] dicabut. Kalau enggak berkembang kenapa tidak? Lebih baik kita berikan ke daerah lain yang serius [mengembangkan pariwisata]. Lebih baik desanya kecil tapi bagus," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih, saat dijumpai <em>Semarangpos.com</em> di <a title="Badjingan Diburu di Festival Desa Wisata Jateng" href="http://semarang.solopos.com/read/20180715/515/928018/badjingan-diburu-di-festival-desa-wisata-jateng">Alun-Alun Bung Karno,</a> Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng, Sabtu (15/7/2018).</p><p><span>Dewi menyebutkan saat ini di Kabupaten Semarang terdapat 33 desa yang menyandang status desa wisata. Namun, dari 33 desa itu hanya sekitar 25 desa yang terlihat serius mengembangkan potensi wisata.</span></p><p><span>Ke-25 desa itu memiliki potensi wisata, bukan hanya alam tapi juga pertunjukan seni dan budaya yang mampu menarik perhatian wisatawan. Sementara delapan desa yang tidak aktif, cenderung memiliki potensi wisata yang hampir sama dengan daerah lain sehingga sulit berkembang.</span></p><p><span>"Hanya 25 desa itu yang pengelolanya kelihatan aktif. Mereka [pengelola desa] kerap mengikuti diskusi dan pelatihan pengembangan pariwisata. Sementara sisanya kurang," terang Dewi.</span></p><p>Dewi menambahkan desa wisata di Kabupaten Semarang memiliki sederet tantangan. Selain <a title="Kolam Renang Brondong, Wisata Air di Kawasan Rawan Kekeringan Klaten" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180704/493/926074/kolam-renang-brondong-wisata-air-di-kawasan-rawan-kekeringan-klaten">potensi wisata</a> yang cenderung seragam, pengelola desa juga kerap kesulitan dalam mempromosikan daerahnya.</p><p><span>"Kebanyakan pengelola desa wisata yang kurang aktif biasanya memiliki keterbatasan dalam SDM [sumber daya manusia]. Mereka kurang memanfaatkan media sosial dalam memasarkan daerahnya. Promosinya hanya sebatas lingkup kabupaten, jadi tidak mampu menarik minat wisatawan luar daerah," beber Dewi.&nbsp;</span></p>

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya