SOLOPOS.COM - Stasiun Salem di Sragen. (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Nama Stasiun Salem di Gemolong, Sragen, Jawa Tengah, cukup melegenda karena merupakan salah satu stasiun tua yang dibangun pada pada masa Hindia Belanda.

Stasiun Salem merupakan salah satu ikon dari Kecamatan Gemolong yang dahulu lebih terkenal dengan sebutan Salam. Stasiun Salem relatif mudah dijangkau karena terletak di jalan Solo-Purwodadi Km 20, tepatnya berjarak sekitar 100 meter di sebelah utara simpang empat Gemolong, Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Stasiun ini berusia hampir 1,5 abad, tepatnya setelah dibangun jalur kereta api (KA) Tanggung-Kedungjati-Gundih-Solo Balapan pada 1868-1870.

Dikutip dari situsbudaya.id, jalur KA itu dibangun sepanjang 83 kilometer oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, sebuah perusahaan kereta api swasta pada masa Hindia Belanda.

Proyek jalur kereta api Tanggung-Kedungjati-Gundih-Solo Balapan ini merupakan bagian dari proyek besar jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden. Jalur KA Semarang-Vorstenlanden merupakan jalur kereta api yang didirikan kali pertama di Indonesia.

Vorstenlanden merupakan istilah yang digunakan orang Belanda untuk menyebut daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan empat monarki, pecahan dari Dinasti Mataram yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.

Bangunan fisik Stasiun Salem tergolong kecil karena hanya masuk kategori kelas III. Bangunan berbentuk persegi panjang dengan luas bangunan 198 m².

Stasiun ini tercatat sebagai aset PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero dengan nomor register 189/06/SLM/BD. Stasiun yang memiliki tiga jalur KA itu dikelola PT KAI Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta.

Setidaknya terdapat tiga jenis KA yang melintasi Stasiun Salem Gemolong. Yakni KA Kalijaga jurusan Purwosari Solo-Poncol Semarang, KA Brantas jurusan Kediri-Tanah Abang Jakarta, serta KA Matarmaja jurusan Malang dan Pasar Senen Jakarta.

“Banyak kenangan di Stasiun Salem. Waktu saya masih sekolah di Solo pada era 1970-an, saya biasa pulang naik kereta turun di stasiun ini pada Sabtu. Minggu siang, saya balik lagi ke Solo dengan naik kereta dari stasiun ini lagi,” kenang Suharso, 60, warga Gemolong, kala berbincang dengan , Jumat (11/10/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya