SOLOPOS.COM - Kondisi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus yang ada di Pelabuhan Sadeng, Girisubo. Senin (6/2/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus (SPBK) Nelayan di Gunungkidul mangkrak

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Nelayan Sadeng, Kecamatan Girisubo berharap agar keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus (SPBK) Nelayan bisa dihidupkan kembali. Pasalnya fasilitas ini sudah mati sejak beberapa tahun yang lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akibatnya untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) sering mencari ke wilayah Wonosari dan sekitarnya atau ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kawasan Praci, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Mangkraknya stasiun pengisian bahan bakar ini sudah terlihat dari kondisi fisik. Bangunan itu sudah tidak memiliki bentuk karena tiang penyangga bangunan sudah pada keropos karena terkisis air laut.

Sementara itu, timbangan untuk menakar BBM juga telah diambil oleh pengelolanya. “Sudah tidak berfungsi lagi sejak beberapa tahun lalu,” kata Ari, salah seorang Nelayan Sadeng kepada wartawan, Senin (6/2/2017).

Menurut dia, tidak berfungsinya SPBK berdampak terhadap penyaluran BBM bagi nelayan jadi tersendat. Seringkali, sambung Ari, nelayan terpaksa berjalan puluhan kilometer guna  mendapatkan bahan bakar untuk kebutuhan melaut.

“Biasanya kalau tidak ke Praci [Kabupaten Wonogiri], nelayan juga membeli BBM ke SPBU di Ponjong,” ungkapnya.

Ari mengungkapkan, kondisi ini jelas merugikan nelayan. Selain haru berjalan jauh, warga juga harus mengeluarkan ongkos yang lebih. Sementara dari sisi hasil, juga tidak menentu. “Harapannya Pom [stasiun pengisian] dapat dihidupkan lagi,” katanya lagi.

Ketua Kelompok Nelayan Sadeng Sarpan mengungkapkan, pihaknya sudah berupaya agar stasiun pengisian dapat dihidupkan lagi. Namun upaya tersebut urung bisa terealisasi hingga sekarang. “Stasiun itu sangat penting bagi kami karena akses mudah untuk mendapatkan BBM,” katanya.

Dia pun hanya bisa berharap agar fasilitas tersebut bisa dihidupkan agar kebutuhan BBM bagi nelayan bisa terjamin, baik dari sisi stok maupun proses untuk mendapatkan. “Kalau dulu saat masih hidup, nelayan tidak perlu jauh-jauh untuk dapat BBM. Namun untuk sekarang hari pergi ke luar daerah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya