SOLOPOS.COM - Museum Manusia Purba Sangiran. (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Penobatan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 1996 mengukuhkan Museum Sangiran sebagai objek wisata yang patut diperhitungkan di kancah internasional.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sangiran dikenal sebagai sebuah Situs Manusia Purba. Pada lahan seluas 56 km persegi itu, lebih dari 40.000 fosil telah ditemukan baik berjenis manusia purba, aneka hewan dan tumbuh-tumbuhan di zaman purba.

Namun, sejatinya Sangiran tidak hanya memiliki fosil. Terdapat beberapa potensi wisata selain situs yang menarik dieksplorasi oleh wisatawan. Baik itu potensi wisata alam, wisata budaya hingga wisata kuliner.

Baca juga: 360 Turis Kunjungi Museum Sangiran di Hari Pertama Buka

Guna mendukung para wisatawan lebih betah berlama-lama di Situs Sangiran yang terbagi dalam lima klaster, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Badan Otorita Borobudur (BOB) mendorong terbentuknya objek wisata pendukung di Situs Sangiran.

Salah satu kegiatan yang diselenggarakan BOB antara lain pelatihan terkait tata kelola objek wisata pendukung yang digelar pada September 2019 lalu. Pelatihan itu diikuti oleh sejumlah kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang ada di sekitar Situs Sangiran.

Air Terjun Perawan

Dari potensi alam, Situs Sangiran memiliki sumber mata air asin, pemandangan alam dari atas bukit Punden Tingkir, hingga tiga air terjun yang masih perawan karena belum banyak diketahui orang.

Sumber mata air asin berlokasi di Dukuh Pablengan, Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah. Konon, nama Pablengan diambil dari nama mata air asin yang oleh warga sekitar biasa disebut dengan istilah bleng.

Sumber air asin itu berlokasi di tanah kas Desa Krikilan yang cukup gersang. Di tanah kas desa itu terdapat beberapa titik sumber air asin. Lubang sumber air itu rata-rata berdiamater sekitar 50 cm.

Baca juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja : Unik! Ada Kesenian Rodat, Tari Purba, hingga Wiro Sangir di Sangiran

Aroma khas belerang sedikit tercium dari gelembung udara yang keluar dari sumber air asin itu. Tingginya kadar belerang itu disinyalir membuat lahan di sekitarnya menjadi tidak subur.

Pemdes Krikilan serius menggarap sumber air asin itu sebagai objek wisata baru sebagai pendukung dari Situs Sangiran. Rencananya, Pemdes Krikilan akan membangun akses jalan selebar empat meter sepanjang sekitar 300 meter menuju sumber air asin itu.

“Sebelum menuju sumber air asin, wisatawan bisa menikmati potensi agrowisata. Ada kebun pisang cavendish yang ditanam di tanah kas bengkok seluas 1 hektare,” jelas Kepala Desa Krikilan, Widodo, kepada Solopos.com, Rabu (2/6/2021).

Sekretaris Desa (Sekdes) Krikilan, Sragen, Aries Rustioko, berfoto dengan latar belakang air terjun di sekitar Situs Sangiran.
Sekretaris Desa (Sekdes) Krikilan, Sragen, Aries Rustioko, berfoto dengan latar belakang air terjun di sekitar Situs Sangiran. (Istimewa-dok. Aries Rustioko)

Puncak Punden Tingkir berjarak sekitar 1 km dari timur Museum Sangiran. Dari atas bukit itu, wisatawan bisa melihat keindahan alam seperti alur Sungai Cemoro, area perkampungan hingga Museum Manusia Purba Klaster Krikilan.

Di bagian atas bukit itu terdapat beberapa batu nisan kuno yang hingga kini belum diketahui siapakah orang yang dimakamkan di situ.

Tak jauh dari lokasi, terdapat beberapa spot selfie seperti kepakan sayap malaikat, tempat duduk berbentuk hati, taman bunga celosia, gubuk beratapkan daun kelapa, hingga replika perahu yang terbuat dari susunan batang bambu.

Pasar Budaya

Tepat berada di lembah bukit, terdapat monumen yang dibangun untuk menandai lokasi ditemukannya tengkorak manusia purba berjenis Homo Erectus Arkaik yang diperkirakan berusia sekitar 1,8 juta tahun.

“Di Punden Tingkir, kami pernah menyelenggarakan Pasar Budaya pada tahun lalu. Rencananya, Pasar Budaya akan digelar rutin setiap tahun. Di Pasar Budaya, ada beragam kesenian tari seperti gejok lesung, tari purba, dan lain-lain. Ada pula pameran kuliner lokal khas Sangiran,” papar Widodo.

Baca juga: Sepaket Wisata Jogja-Solo-Sangiran Bersama KRL

Salah satu destinasi wisata alam yang layak dipertimbangkan untuk dikunjungi adalah tiga air terjun di alur Kali Cemoro. Tiga air terjun itu belum banyak diketahui warga.

Satu air terjun dengan ketinggian sekitar lima meter di Kedung Bangkong, tepatnya di Dukuh Kalijambe Kidul. Tak jauh dari lokasi, wisatawan juga bisa menemukan air terjun kedua dengan ketinggian sekitar 1,5 meter namun dengan debit air yang lumayan. Air terjun ketiga setinggi sekitar 3 meter dengan debit air yang relatif kecil saat musim kemarau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya