SOLOPOS.COM - Sriwijaya Air (JIBI/Bisnis Indonesia/Andi Rambe)

Solopos.com, BOYOLALI —Dibukanya operasional Bandara Halim Perdana Kusuma untuk pesawat komersil, tak lantas membuat Sriwijaya Air langsung meilirik untuk mengalihkan rute Solo-Jakarta ke bandara tersebut. Hal ini karena cukup penumpang Solo yang langsung menuju daerah lain begitu tiba di Jakarta.

District Manager Sriwijaya Air, Taufik Sabar, menuturkan dari 140 penumpang di masing-masing armada, ada sekitar 20% yang connecting ke daerah lain. Oleh karena itu, akan sulit kalau rute Solo-Jakarta dialihkan ke Bandara Halim Perdana Kusuma.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Sebanyak 20% penumpang kami biasanya menuju Jakarta untuk selanjutnya langsung menuju Palembang, Medan atau Padang. Dan penumpang biasanya sudah langsung membeli tiket rute Jakarta dan kota yang dituju,” ungkap Taufik kepada wartawan di Bandara Adi Soemarmo, Sabtu (11/1).

Menurut dia, jarak penerbangan antar pesawat Sriwijaya dari Jakarta menuju kota lain sekitar satu jam setelah kedatangan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Oleh karena itu, menurut Taufik sayang apabila potensi connecting tersebut hilang.

Taufik mengatakan load factor Sriwijaya Air pada 2013 sekitar 91%. Meski diakuinya load factor Sriwijaya Air bagus, tapi dia menuturkan belum berencana menambah armada untuk rute Solo-Jakarta. “Tapi kami saat ini sedang menjajaki untuk membuka rute baru selain Solo-Jakarta,” paparnya.

Selain itu, pihaknya juga sedang mengembangkan Nam Air sehingga sulit untuk menambah armada. Di tahun politik ini, Taufik mengatakan cukup optimistis dengan adanya peningkatan mengingat mobilitas akan tinggi. Namun dia mengaku tidak memasang target terlalu tinggi karena apabila suasana lingkungan dan pertukaran dolar tidak kondusif tentu sangat berpengaruh terhadap bisnis penerbangan.

Dia menjelaskan, nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat berpengaruh karena hal itu berhubungan dengan biaya fuel. Hal ini mengingat avtur masih impor. Selain itu, fluktuasi harga minyak dunia pun ikut berpengaruh. Pasalnya saat biaya fuel meningkat tentu maskapai penerbangan harus melakukan penyesuaian harga tiket yang pastinya akan memberatkan penumpang.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mencapai Rp12.000, menurut Taufik di luar prediksi dan terlalu tinggi. Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi melonjaknya harga avtur, pihaknya menaikkan harga tiket untuk beberapa rute, meski tidak signifikan.

“Kalau harga tiket Solo-Jakarta sampai saat ini masih sama, masih ada yang harganya Rp300.000,” tutur Taufik.

Sementara itu, Sriwijaya juga memberangkatkan rombongan atlet paralimpic ke Myanmar untuk mengikuti Paralimpic Games VII. Menurut dia, tidak ada hal khusus yang dipersiapkan untuk memberangkatkan rombongan berjumlah 175 orang tersebut.

“Tempat duduk sudah diatur supaya sesuai dengan regulasi keselamatan penerbangan. Atlet yang menggunakan whellchair dan tuna netra, kami atur berada di bagian depan,” kata dia.

Perjalanan Solo-Myanmar tersebut, menurut Taufik akan berlangsung selama empat jam. Pada 21 Januari mendatang, pihaknya juga akan menjemput rombongan dari Myanmar untuk kembali ke Tanah Air. Pelayanan penerbangan tersebut merupakan salah satu bentuk corporate social responsibility (CSR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya