SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jogja–Pemandangan desa-desa yang terletak di lereng Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah pasca letusan besar tadi malam sangat mencengangkan.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubowono X menyebut kondisi di wilayah itu mirip dengan kawasan pedesaan yang mati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Suasana di desa di sekitar lereng merapi saat ini sepi. Warnanya kusam seperti tidak ada kehidupan,” kata Sri Sultan saat mengunjungi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogja, Jl Cendana 15, Jumat (5/11).

Ekspedisi Mudik 2024

Mengingat situasi yang masih berbahaya, Sri Sultan mengimbau warganya agar tidak dulu naik ke atas untuk mengurus hewan peliharaan atau sekadar memeriksa rumah yang kosong.

Ia juga telah mengusulkan agar Pemkab Sleman membeli seluruh hewan ternak milik warga.

“Supaya mereka bisa tenang di pengungsian,” imbuhnya.

Hingga pukul 17.10 WIB, korban tewas akibat letusan kedua Gunung Merapi tercatat 69 orang. Seluruh jenazah berada di Rumah Sakit dr Sardjito, Yogyakarta. Sementara, korban luka mencapai 77 orang. Mereka menderita luka bakar akibat tersengat awan panas Gunung Merapi.

Sedangkan RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten, Jawa Tengah, merawat sebanyak 20 warga yang menderita luka bakar. 15 di antaranya warga Sleman dan 5 lainnya berasal dari Kecamatan Kemalang, Klaten. Seluruhnya adalah data untuk hari ini.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya