SOLOPOS.COM - KERIPIK—Proses pembuatan keripik daun singkong milik Sri Lestari (JIBI/Harian Jogja/Annisa Nurul)

KERIPIK—Proses pembuatan keripik daun singkong milik Sri Lestari (JIBI/Harian Jogja/Annisa Nurul)

Sayuran daun singkong, sudah banyak dikenal orang. Demikian juga dengan makanan yang dibuat dari singkong, banyak dijual orang di kampung-kampung.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Hanya, di tangan Sri Lestari Murdaningsih, 43, warga Dusun Sumberwatu, Desa Sambirejo, Prambanan, daun singkong bisa diolah menjadi keripik.

Tak hanya daun singkong saja, keripik olahan Sri Lestari juga dibuat dari daun bayam, daun sirih, daun kemangi, dan daun pepaya. Bahkan jamur dan bonggol pisang pun diubahnya menjadi makanan yang gurih dan enak.

Ekspedisi Mudik 2024

Berkat kepiawaiannya mengolah berbagai daun itu, Sri saat ini bisa memeroleh keuntungan dari usahanya.

Sri Lestari menguraikan ide membuat keripik berawal dari keinginan menambah pendapatan keluarga sekaligus memanfaatkan tanaman di sekitar rumahnya yang tak jauh dari Candi Barong dan Candi Ratu Boko itu.

“Awalnya saya ingin mencoba membuat makanan dari daun yang banyak khasiatnya. Pada waktu itu ada lomba di kelurahan dalam rangka pemanfaatan tanaman lingkungan hidup. Saya membawa keripik hasil olahan daun singkong. Pertama kali yang saya buat memang daun singkong itu. Sudah sejak 10 tahun yang lalu saya mulai merintisnya,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja, Selasa (13/3).

Pada awal usaha, Sri mengaku bermodal Rp500.000. Namun berkat terus berkembangnya usahanya saat ini omzetnya mencapai Rp15 juta per bulan.

Melihat keripik daun singkong banyak peminatnya, lima tahun yang lalu Sri mencoba membuat olahan dari daun sirih dan daun kemangi. Daun sirihnya cukup laris di pasaran.

Selain karena renyah untuk dinikmati keripik buatan Sri Lestari memiliki sejumlah khasiat. Keripik daun sirih menurut Sri sangat bagus untuk wanita, sedangkan daun kemangi khasiatnya menghilangkan bau badan.

Rata-rata setiap harinya, Sri menyiapkan bahan 45 kilogram  beraneka daun. Dengan dibantu lima pekerja, dia membuat olahan keripik itu.

Cara pembuatannya pun sederhana. Daun singkong dipotong dari batangnya, kemudian direbus dan diperas airnya, sedangkan untuk daun sirih setelah direbus hanya dianginkan saja.

Selanjutnya rebusan aneka daun dicampurkan ke bumbu seperti bawang putih, kemiri, ketumbar, garam yang dihaluskan menjadi satu dengan tepung beras. Seperti membuat peyek, aneka daun yang sudah tercampur dengan bumbu dimasukkan ke dalam penggorengan yang panas.

“Menggorengnya memang memakai tungku dan kayu bakar agar lebih renyah. Panasnya minyak goreng juga stabil dan maksimal,” terangnya.

Untuk setiap satu kilogram daun singkong dan bayam dijual Rp25.000. Sedangkan untuk daun sirih dan daun kemangi dengan harga Rp30.000 per kilogramnya.

Selain di Sleman pemasaran keripik merambah ke Bantul, Klaten, Solo, Jepara. Bekasi, Cikarang, dan Tangerang. Dia mengaku dulu pernah sampai Bali. Bahkan menjadi oleh-oleh yang dikirim ke luar negeri seperti Taiwan, Hong Kong, dan Singapura.

Setelah sukses mengembangkan usaha keripik daun Sri Lestari mulai mengembangkan keripik tempe, jamur tiram, usus ayam, dan daun seledri. “Saya juga bisa menerima pembuatan keripik yang terbuat dari bahan tanaman apa saja yang berkhasiat,” terang Sri.

Berkat usahanya selain mendapatkan keuntungan materi, Sri juga masuk nominasi tiga besar Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang diadakan Pemkab Sleman.

Ibu dua anak ini berharap ke depan bisa mengembangkan usahanya. “Ada keinginan untuk mengembangkan usaha ini. Tapi enggak terlalu ngaya juga, ikuti dan jalani saja,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya