SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kabupaten Kulonprogo menyimpan kesenian tradisional yang hinga kini terus dilestarikan. Salah satunya adalah Tari Angguk yang bernuansa relijius. Sanggar giat meregenerasikan tarian ini salah satunya adalah Sanggar Tari Sri Panglaras.

Di Sanggar Sri Panglaras proses regenerasi tarian ini dilakukan sedini mungkin. Caranya dengan mengajarkan pada anak-anak tingkat Taman Kanak-kanak hingga remaja. Tarian ini selain bernuansa relijius juga memiliki beragam jenis kreasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

”Selain remaja, saya juga ajarkan tari ini dari PAUD [pendidikan anak usia dini]  sampai kelas V. Ini untuk regenerasi,” ungkap Sri Wuryanti Surajio, Pembina Tari Angguk Sanggar Sri Panglaras kepada Harian Jogja, awal pekan ini.

Menurut Sri, sisi religius yang ditampilkan dalam tarian ini, terletak pada musik dan nyanyiannya. Musik tradisional gamelan berbaur dengan nyanyian shalawat Nabi Muhammad SAW menjadikan tari ini dikenal banyak orang.

”Tari Angguk punya makna religius yaitu menceritakan syiar agama Islam dan Nabi Muhammad. Tapi untuk anak-anak misi kami adalah hiburan,” ujar Sri yang ditemui saat mengisi Gelar Seni Taman Budaya.

Misi hiburan yang bagi anak-anak dalam tari ini menggambarkan suka ria anak-anak di Kulonprogo dalam menyambut panen tiba. Sambil menari dengan mengangguk-anggukkan kepala, sehingga tarian tersebut disebut Tari Angguk.

Seperti di Jogja yang memiliki tari tradisi, Tari Angguk adalah tari tradisi asal Kokap, Kulonprogo. Dengan musik shalawatan kini berkembang dan dikreasikan oleh seniman setempat dengan gerakan yang lebih lincah dan lirik lagu yang menyenangkan bagi anak-anak.

”Tari ini kami kembangkan, biar anak-anak senang, gerakannya juga lebih lincah. Masih Tari Angguk yang sudah dikembangkan, tapi tidak meninggalkan ciri khasnya,” ungkap Sri yang mulai mengembangkan Tari Angguk sejak 1991 ini.

Ciri khas gerakan dari Tari Angguk selain gerakan kepala, yang dimaksudkan oleh Sri adalah gerakan bahu yang disebut kirid. Gerakan ini merupakan gerakan memaju mundurkan bahu yang selalu ada dalam setiap Tari Angguk kreasi baru.

Sisi spiritual Tari Angguk ini juga menjadi daya tarik tersendiri di setiap pementasan. Baik tari yang ditampilkan anak-anak maupun orang dewasa. Tari Trans atau lebih dikenal dengan kesurupan, menjadi bagian penutup dalam setiap aksi panggung tari Angguk. ”Itu sawang, yang mengundang pawang. Jadi anak-anak menjalani setengah sadar,” tambahnya.

Beberapa jenis tari kreasi Angguk untuk anak-anak di antaranya tari Persembahan, Ikan Cucut, Saya Cari, Pintu Kayu, Di Barat Gunung, Trans, dan lain sebagainya.(Wartawan Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Foto:  Kesenian Tari Angguk anak oleh sanggar kesenian Sri Panglaras di halaman depan Taman Budaya Yogyakarta (TBY) Minggu (24/4) lalu.(Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya