SOLOPOS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo Magister Manajemen FEB UGM Jogja, Rabu (23/8/2017) siang. (Abi Mufti/JIBI/Harian Jogja)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum yang bertajuk APBN

Harianjogja.com, SLEMAN-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum yang bertajuk APBN untuk Bangsa di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo Magister Manajemen FEB UGM Jogja, Rabu (23/8/2017) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam paparan awalnya, Sri Mulyani tidak lupa pula memberitahukan tentang tag line APBN kepada para peserta, “APBN milik kita bersama, sadar APBN, pahami, partisipasi, kritisi dan jaga,” ungkapnya.

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), tambah dia, materi ini penting sekali untuk disampaikan karena  APBN adalah uang rakyat dan kembali kepada rakyat.

Menurut Sri Mulyani, masyarakat saat ini harus mengerti dan paham terkait dengan APBN.

Menyusun APBN adalah suatu instrumen Negara atau polesi kebijakan, yang didesain dalam konteks kebutuhan Negara.

APBN merupakan salah satu instrumen pemerintah dalam mencapai kesejahteraan sosial. Namun, “Tidak semua permasalahan dalam negeri bisa diselesaikan melalui APBN,” ujar Sri Mulyani.

Pada pertumbuhan ekonomi, kata dia, Indonesia telah menempati rangking ke-3 sesudah RRC dan India dari G-20 (The Group of Twenty) merupakan 20 ekonomi terbesar yang terdiri dari negara maju dan posisi itu tidak hanya dalam satu tahun, tetapi rata-rata selama beberapa tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia ada dirangking ke-3.

Tidak hanya itu, untuk menjadi negara maju, adil dan makmur Inodnesia memiliki modal awal yang tidak spele. “Modal awalnya itu luar biasa sangat penting,” tegas Sri.

Letak geografis maupun sumber daya alam yang ada di Indonesia tidak banyak dimiliki oleh negara lain, bahkan ada negara yang sumber daya alamnya melimpah, tapi letak geografisnya kurang strategis, terangnya.

Ia mengatakan, Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke lima dengan jumlah 257 juta jiwa dan komposisinya mayoritas dibawah 30 tahun serta usia produktifnya mayoritas.

“Ini artinya kita mampu menciptakan dinamisme di dalam perekonomian dan sosial,” ujarnya.

Jika dibandingkan dengan Jepang, kata dia, komposisi penduduknya lebih banyak yang tua dari pada yang muda. Sedangkan Singapura, yang sedang berjuang untuk mempersuasi perempuan agar mau kawin dan punya anak.

“Anda harus terus banyak membaca, tidak hanya membaca litera, tetapi juga membaca keadaan zaman,” terangnya.

Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur dengan cara, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan produktivitas dan daya saing, mengurangi ketimpangan. Sedangkan tantangan ekonomi dalam negeri yaitu, tingkat inovasi rendah, kapasitas produksi rendah, infrastruktur, teknologi, skil gap, pasar keungan dangkal.

“Agar cita-cita masyarakat yang adil, makmur dan sejahterah tercapai, setiap kebijakan harus diformulasikan dengan baik sesuai tantangan yang ada,” jabarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya