Solopos.com, SRAGEN – Setelah sekian waktu tidak terjadi penambahan kasus Covid-19 yang signifikan, Sragen memasuki zona kuning. Guna mempertahankan status daerah supaya menuju zona hijau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen juga mengimbau para kaum boro untuk tidak mudik pada momentum Lebaran 2021.
Penjelasan itu diungkapkan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui wartawan di MTsN 5 Sragen, Senin (29/3/2021). Yuni, sapaan akrabnya, mengatakan Sragen masuk zona kuning baru sepekan lalu karena berdasarkan kajian epidemiologi menunjukan tren penurunan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 yang cukup signifikan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Baca juga: Mudik Lebaran Dilarang, Begini Langkah Bupati Wonogiri
Yuni siap melaksanakan imbauan Pemerintah Pusat untuk tidak ada mudik. Yuni segera berkomunikasi dengan Paguyuban Keluarga Besar Sragen di Jakarta agar tidak mudik. Namun, Yuni tidak bisa menutup diri untuk menolak pemudik pulang tetapi hanya bisa mengimbau. Dia juga meminta para kepala desa untuk mengimbau kepada para warga di perantauan agar tidak mudik.
“Nanti pendataan pemudik yang pernah dilakukan pada Maret 2020 lalu digalakkan lagi. Para kades supaya membuat video imbauan kepada warga supaya tidak mudik. Kami di kabupaten pun melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Baca juga: Musim Sadranan, Harga Bunga Mawar di Klaten Naik 400 Persen
Yuni mengatakan Pemkab Sragen tidak mungkin memasang barikade bagi pemudik. Dia memilih melakukan upaya persuasif dengan imbauan-imbauan agar kaum boro tidak mudik di momen Lebaran 2021. Dia mengatakan 2020 lalu tanpa ada momentum Lebaran saja jumlahnya belasan ribuan, apalagi sekarang dengan momentum mudik pasti bertambah banyak.
Terkait dengan pemantauan daerah perbatasan juga dilakukan tetapi Sragen tetap terbuka untuk warga luar Sragen yang melintas. Yuni sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk tidak menutup diri.