SOLOPOS.COM - Anggota Komunitas Tilik Ibu Pertiwi Sukowati, Yoto Teguh Pambudi, mengecek sisa bangunan pabrik kertas yang didirikan Dutch-Japan Plantation Coy di Dukuh Karangtengah, Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Rabu (2/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Kabupaten Sragen ternyata dulu pernah jadi surga perkebunan agave. Tepatnya pada tahun 1920. Hal ini dibuktikan dengan penemuan lima pabrik pengolahan serat agave. Serat agave ini yang kemudian menjadi bahan baku pembuata kertas.

Anggota Komunitas Tilik Ibu Pertiwi Sukowati, Yoto Teguh Pambudi, pada Rabu (2/2/2022) mengatakan pabrik pengolahan serat itu salah satunya ada di Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang. Pabrik tersebut diduga terganggu resesi ekonomi dunia pada 1930-an. Pabrik itu akhirnya kolaps setelah adanya perang dunia kedua dengan datangnya Jepang ke Indonesia.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Bangunan sangat bernilai bagi orang-orang sejarah ternyata di sini ada pabrik, ternyata tidak primitif banget. Namun perkembangan daerah sini maju,” paparnya.

Baca Juga: Punya Pabrik Kertas, Desa di Sumberlawang Sragen Ini Dulu Pernah Jaya

Dia mengatakan bangunan yang tersisa serta sejarah di dalamnya bisa menjadi potensi untuk dikembangkan menjadi wisata sejarah. Konten bisa dikaitkan dengan tempat-tempat lain yang berkaitan pada masa pemerintah kolonial Belanda.

Sebelumnya diberitakan Dukuh Karangtengah yang masuk wilayah Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen pernah maju pada zaman dulu. Hal ini terbukti adanya penemuan sisa-sisa bangunan bekas pabrik kertas dari olahan serat agave.

Sisa bangunan bekas pabrik tersebut bisa ditemui di kebun di dekat sumber mata air bernama Sendang Bendo di dukuh tersebut. Sisa pabrik yang masih ada berupa pondasi pabrik serta dua bangunan yang dulunya diduga untuk dudukan mesin penggiling. Satu sisa bangunan yang diduga sebagai dudukan mesin ditumbuhi tanaman liar. Namun masih tampak kokoh khas bangunan Belanda.

Baca Juga: Ada Saja Cara Tugimin Berdayakan Masyarakat Tingkatkan Kesejahteraan

Sedangkan satu sisa bangunan lain berada di dekat pipa pembuangan limbah rumah tangga warga setempat. Maklum, lokasinya berada di belakang rumah warga serta berdekatan dengan pabrik tahu rumahan.

Warga setempat yang juga sebagai perajin tahu, Suyanto, 62, menjelaskan dulunya bangunan tersebut merupakan pabrik pengolah serat nanas zaman penjajahan Belanda. Dia dapat cerita tersebut dari bapaknya. Namun ia tidak tahu nama resmi pabrik kertas tersebut.

Menurut dia, bangunan pabrik pernah coba dihancurkan menggunakan dinamit. Sisa bangunan berupa besi dijual warga. Sedangkan material kayu dimanfaatkan warga untuk membuat pintu rumah.

Baca Juga: Oalah, Ini Ternyata Arti Nama dari Sragen

“Dulu kayu kajang-kajang dibikin pintu-pintu oleh warga dan sampai sekarang masih bagus. Pabrik dulunya luasnya separuh Karangtengah,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Rabu (2/2/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya