SOLOPOS.COM - Seribuan paket sembako berisi beras dan telur disiapkan di Pendapa Rumdin Bupati Sragen untuk 1.613 orang terdampak Covid-19, Kamis (9/4/2020). (Tri Rahayu/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menyiapkan 57.000 paket sembako untuk jaring pengaman sosial bagi warga terdampak pandemi virus corona secara ekonomi.

Bantuan senilai Rp11,5 miliar itu akan diberikan kepada warga miskin non BPNT dan pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, paket sembako itu juga diberikan kepada industri kecil dan menengah (IKM), usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pekerja terdampak lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan bantuan paket sembako itu tidak untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Sebab, bantuan paket sembako untuk ODP dan PDP itu sumber dananya bukan dari APBD melainkan dari corporate social responsibility (CSR).

Sah! PSBB di Tangerang Raya Berlaku 2 Pekan Mulai Sabtu Besok

Selain itu data ODP dan PDP itu, ujar dia, dinamis. Sedangkan, untuk bantuan 57.000 paket sembako ini harus sudah tetap datanya, ada surat keputusannya, ada by name dan by address.

“Kami targetkan untuk pekan ini semua paket barang itu siap. Saya sudah minta supplier dan pekan depan harus sudah terdistribusi,” kata Bupati Yuni, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (14/4/2020).

Menurut rencana, nilai paket sembako bagi warga terdampak corona ini Rp150.00-Rp200.000/paket. Pemkab Sragen baru bisa menganggarkan satu kali saja. Jika ditotal, paket itu senilai Rp11,5 miliar.

Derita Pekerja Seni Karanganyar Terdampak Covid-19, Terpaksa Jadi Pekerja Serabutan

Tak Usah Lockdown

Tak hanya itu, Bupati meminta organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melakukan data yang akurat. Di sisi lain, Bupati juga meminta supaya warga tidak panik atau takut dengan menutup akses jalan atau lockdown.

Yuni menyampaikan seluruh akses jalan harus dibuka. Menurut Yuni, lockdown merupakan wujud kepanikan dan akan membikin susah.

Tanggulangi Covid-19, Coca Cola Beri Bantuan Rp10 Miliar ke PMI

“Ayo tidak perlu panik dan takut tetapi tetap waspada. Pusat saja tidak melaksanakan lockdown kok malah tingkat kampung malah lockdown-lockdown-an. Ini yang saya tidak setuju,” ujar Yuni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya