SOLOPOS.COM - Ketahui efek samping penggunaan spermisida. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO-Spermisida adalah metode kontrasepsi yang murah, tidak memiliki efek samping terhadap hormon, dan tidak mengganggu aktivitas seksual Anda dan pasangan. Sehingga tak jarang metode ini dipilih.

Namun seperti metode kontrasepsi lainnya, spermisida juga memiliki efek samping dan masih ada kemungkinan bagi penggunanya untuk hamil. Nah, sebelum memutuskan memilih metode ini, sebaiknya kenali dulu risikonya agar kesehatan alat reproduksi Anda tetap terjaga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mengingat senyawa ini bersinggungan langsung dengan vagina, efek samping spermisida umumnya berkaitan dengan masalah pada vagina serta area kulit di sekitarnya. Spermisida bekerja dengan menghalangi mulut rahim dan memperlambat pergerakan sperma menuju sel telur guna mencegah kehamilan.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Sering Bikin Patah Hati Orang Lain, Percaya?

Metode kontrasepsi ini agar bisa bekerja efektif, spermisida harus dimasukkan ke bagian dalam vagina yang dekat dengan mulut rahim.  Produk spermisida bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari krim, busa, dan gel bisa langsung dimasukkan memakai aplikator.

Spermisida supositoria akan langsung meleleh begitu berada dalam vagina. Sementara spermisida berbentuk lembaran ditempatkan di dalam vagina menggunakan tangan.  Alat kontrasepsi ini terbuat dari bahan kimia yang disebut nonoxynol-9.

Efek samping yang paling sering dialami pengguna spermisida antara lain iritasi, rasa perih dan terbakar, serta rasa gatal pada vagina.   Vagina juga dapat menjadi kering, mengeluarkan bau khas, atau mengeluarkan cairan menyerupai keputihan.

Baca Juga: Apa Itu Black Friday? Simak Sejarah dan Kisah Kelam di Baliknya

Mengutip laman hellosehat.com, Sabtu (27/11/2021), pada beberapa orang, penggunaan spermisida berisiko menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih serius. Di antaranya dermatitis kontak, reaksi alergi, peradangan dan infeksi pada vagina, infeksi saluran kemih, serta iritasi pada rektum.

Infeksi dan iritasi akibat efek samping spermisida harus segera ditangani secara medis.  Pasalnya, kedua kondisi ini akan mempermudah masuknya bakteri dan virus sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual.

Jika Anda atau pasangan merasakan gejala tertentu setelah berhubungan intim dengan menggunakan kontrasepsi ini, hentikan penggunaan produk tersebut.  Gantilah dengan merek lain atau metode kontrasepsi lain yang minim efek samping.

Seberapa efektif mencegah kehamilan?

Menggunakan spermisida tanpa metode lain biasanya memiliki keberhasilan mencegah kehamilan sebesar 70 persen-80 persen. Tak bisa dipungkiri, spermisida masih memiliki banyak kekurangan dibandingkan metode kontrasepsi lain.

Selain berisiko menimbulkan efek samping pada organ intim, efektivitas spermisida masih kalah dibandingkan kondom atau sistem kalender. Sekitar 18 dari 100 orang yang menggunakan spermisida akan tetap hamil setiap tahunnya.   Angka ini bahkan dapat meningkat menjadi 28 orang karena tidak semua orang yang memilih kontrasepsi ini memahami cara tepat menggunakannya.

Baca Juga: Mengenal Varian B.1.1.529 yang Disebut Memiliki Jumlah Mutasi Tinggi

Meski demikian, Anda bisa meningkatkan efektivitas spermisida dengan menggunakan metode kontrasepsi tambahan.   Efektivitas yang tadinya 70-80 persen dapat menjadi 97 persen apabila Anda menggunakan spermisida dan pasangan memakai kondom.

Sebaliknya, Anda mungkin perlu mempertimbangkan metode kontrasepsi lain jika penggunaan spermisida menimbulkan efek tertentu bagi kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya