SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat yang digadang-gadang Pemerintah Kota Semarang mampu menekan penggunaan air tanah merupakan proyek penyediaan air bersih pertama di Indonesia yang menggunakan sistem kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU. 

“Jadi ini menjadi proyek percontohan, sebagai sistem penyedia air yang menggunakan sistem KPBU. Persiapannya, 10 bulan dan sudah ada pemenangnya. Tahun depan, pembangunan dimulai, dan ditarget rampung 2020,” ungkap Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Jumat (23/11/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembangunan SPAM Semarang Barat dilakukan oleh tiga pihak yakni PDAM Tirta Moedal, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) dan PT Air Semarang Barat (ABS). PT ABS dibentuk oleh Konsorsium PT Aetra Jakarta-PT Medco Gas Indonesia sebagai pemenang lelang proyek Kerja Sama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) SPAM Semarang Barat. Setelah proyek tersebut selesai dibangun, akan dikelola PT ABS.

Meski nantinya SPAM Semarang Barat dikelola PT ABS, namun tetap terus berkoordinasi dengan PDAM, termasuk soal tarif kepada pelanggan. Nantinya, PTABS akan mengelola selama 25 tahun, baru kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah. 

Pembangunan proyek itu akan dimulai tahun depan dengan nilai investasi Rp1,2 triliun. SPAM Semarang Barat itu nantinya tidak semata-mata menyediakan air bersih bagi warga Kota Semarang. “SPAM Semarang Barat akan mengairi beberapa kecamatan di wilayah Semarang bagian barat. Dan kami berharap adanya SPAM ini dapat mengurangi penggunaan air tanah secara berlebih,” tegas Hendi, demikian wali kota akrab disapa.

Keberadaan SPAM Semarang Barat juga dalam rangka mewujudkan akses universal, 100% kebutuhan air di Kota Semarang terpenuhi. SPAM Semarang Barat akan menghasilkan 1.000 liter/detik, untuk mengairi 60.000- 70.000 sambungan. ”Masih ada pekerjaan rumah untuk PDAM, yaitu pembangunan SPAM Jatisari dan SPAM Pudak Payung. Kedua SPAM tersebut juga dinanti oleh warga Kota Semarang,” tegasnya. 
 
Sementara itu, Pjs Dirut PDAM Tirta Moedal Semarang M. Farchan, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Semarang tentang aturan pembatasan penggunaan air bawah tanah. Pasalnya, jika pengambilan ABT ini tidak dibatasi dikhawatirkan penurunan tanah semakin tajam yang dampak lanjutannya adalah banjir dan rob atau limpasan air laut ke daratan.

Penurunan permukaan tanah di Kota Semarang cukup memperhatikan, yakni mencapai 7 cm/tahun sampai 10 cm/tahun. “Tujuan pembangunan  SPAM Semarang Barat ini antara lain juga untuk mengatasi persoalan tersebut,” jelasnya.

Proyek ini, lanjut dia, juga menjadi pioner dalam investasi dengan skema KPBU. Banyak sekali dari pemerintah daerah lain, BUMD, dan badan usaha yang melakukan studi banding di PDAM Tirta Moedal Kota Semarang untuk mempelajari skema KPBU. ”Tahapan demi tahapan proses proyek KPBU SPAM Semarang Barat hingga saat ini berjalan sesuai jadwal. Kami optimistis target masa bangun tahun 2019-2021,” terangnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya